Prestasi Siswa Terus Menurun, Inilah Penyebabnya Menurut Puslitjak

Kamis, 10 Desember 2020 – 22:19 WIB
Guru mengajar di kelas. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak), Simon Sili Sabon menyampaikan, berbagai riset menunjukkan prestasi siswa Indonesia rendah dan cenderung turun dalam tiga tahun terakhir.

Banyak faktor yang menentukan tinggi rendahnya prestasi. Namun dari riset yang dilakukan 2019 menemukan bahwa faktor paling menentukan adalah guru. 

BACA JUGA: Soal Penemuan Jasad Perempuan di Semak-semak, AKP Mochammad Rosidi Bilang Begini

“Nah, yang menentukan kualitas guru adalah kualitas dosennya ketika guru itu kuliah. Makanya yang perlu dikaji adalah mutu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK),” jelas Simon, Kamis (10/12)  

Dia menyarankan agar Kemendikbud bersama LPTK menerapkan Permendikbud Nomor 87 Tahun 2014 untuk menghasilkan guru profesional melalui pendidikan profesi guru (PPG). Selain itu, perlu kerja sama dengan pemerintah daerah (pemda) agar merekrut guru lulusan PPG saja secara ketat.

BACA JUGA: Ceceran Darah Mengarah ke Semak-semak, Warga Curiga Lalu Diperiksa, Sontak Geger

Peneliti Simon juga berharap, Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT) mengakreditasi lembaga yang belum terakreditasi.

“Jika ada yang tidak memenuhi syarat, sebaiknya diusulkan untuk diberhentikan izin opersionalnya, karena kemungkinan besar hanya akan menciptakan pengangguran,” kata Simon. 

BACA JUGA: Tegas! Nadiem Makarim: Prestasi Siswa Tidak Mungkin Ditentukan dengan Pilihan Ganda

Peneliti Puslitjak, Iskandar Agung meyakini, science, technology, engineering, and mathematics  (STEM) mampu mendorong kreativitas guru dalam menciptakan inovasi pembelajaran. 

STEM perlu dipandang sebagai pendekatan berbasis siswa aktif, kreatif, berpikir kritis, kolaboratif, dan mampu menyelesaikan masalah secara faktual. “Jadi, sainsnya kita pakai sebagai kerangka teori,” terang Iskandar. 

Oleh karena itu, kebijakan guru penggerak, lanjut Iskandar, pada dasarnya bisa dilakukan lewat pengimbasan lewat musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).

BACA JUGA: Ceceran Darah Mengarah ke Semak-semak, Warga Curiga Lalu Diperiksa, Sontak Geger

"Namun Kemendikbud perlu memberi pelatihan sebanyak-banyaknya agar guru paham memakai STEM sebagai paradigma, sehingga mereka mampu jadi guru penggerak," pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler