jpnn.com, JAKARTA - Olahraga bola basket menjadi salah satu yang populer di dunia dan juga tanah air.
Hal ini terlihat dari ditunjuknya Indonesia bersama dua negara Asia lainnya, Filipina dan Jepang, menjadi host atas perhelatan kejuaraan basket tingkat dunia yakni FIBA Basketball World Cup 2023 lalu.
BACA JUGA: Ini Tugas Pertama Rony Gunawan Sebagai Manajer Baru Timnas Basket Putra Indonesia
Kondisi ini didukung dengan lahirnya berbagai klub basket profesional untuk mendukung lahirnya talenta berbakat.
Salah satunya adalah Priangan Basketball Academy (PBA) yang diluncurkan pada 14 Januari 2024.
BACA JUGA: Gebrakan Perbasi, Rony Gunawan Jadi Manajer Timnas Basket Putra Indonesia
"Ini menjadi sarana untuk mencari anak-anak yang bertalenta, dan mencetak mereka untuk menjadi yang terbaik,” kata Ketua Umum PBA Dr. Ary Zulfikar dalam keterangannya, Senin (15/1).
Peresmian itu dilakukan di lapangan Siliwangi Basketball Court, diawali dengan training session kepada anak-anak usia 7 - 16 tahun.
BACA JUGA: Memantapkan Format Kandang dan Tandang, IBL Bekerja Sama dengan Liga Basket Jepang
Selain Ketua Umum PBA, hadir juga pengurus lainnya yakni, Dr. Dewi Tenty (Teh Dete) selaku Ketua Bidang Hubungan Kelembagaan, Arie Budiman Sekretaris Umum, Yudianta Simbolon anggota bidang Organisasi dan Keanggotaan serta jajaran pengurus lainnya.
Ketua Umum PBA yang akrab di sapa Kang Azoo membubuhkan tandatangan di bola basket yang akan digunakan untuk latihan pertama kali sebagai tanda dimulainya akademi basket disaksikan pengurus lainnya.
"Kami berharap dari sini akan melahirkan bibit-bibit di olahraga basket," ujarnya.
PBA juga memberikan beasiswa bagi anak-anak bertalenta dalam olahraga basket. Beasiswa dibagi menjadi basketball classes (basic, intermediate), character building class, dan nutrition class yang menyasar anak usia 7 - 16 tahun dan seleksinya dilaksanakan tiap hari Minggu jam 7 pagi di Siliwangi Basketball Court, Bandung.
Dalam peluncuran ini juga diadakan pelatihan ekspor bagi pelaku UMKM secara daring dan offline. Pelatihan ini diberikan agar pelaku UMKM yang ingin ekspor dapat memahami prosesnya mulai dari dasar-dasar ekspor hingga tuntas.
Narasumbernya ialah dua pelaku UMKM yang pernah mengikuti kegiatan ekspor, yaitu Teh Ati Diantini dan Teh Diani Setyohartini.
“Semoga kegiatan ini menjadi kegiatan yang berkelanjutan dan mempunyai dampak positif bagi anak-anak muda untuk terus berkarya sesuai dengan minat dan bakatnya," kata Teh Ati Diantini yang akrab disapa Teh Dete.
Teh Dete mengingatkan pentingnya memahami proses bisnis kegiatan ekspor, agar jangan mudah ditipu oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
“Sering pelaku UMKM ditawari untuk ekspor seolah-olah persyaratan mudah dan murah, namun pada akhirnya mereka hanya mengutip uang jasa saja, tetapi produknya tidak jadi diekspor,” tegasnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad