Private Power Utilities Hemat USD 415 Juta Per Tahun

Selasa, 22 Maret 2016 – 17:52 WIB
Andre Doni, Wakil Ketua Umum Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia; George Djohan, Country Leader for GE Gas Power Systems; dan Tim Boothman, Advisory, Energy, Mining Industry, PricewaterhouseCoopers (PwC). Foto: cognito for JPNN

jpnn.com - JAKARTA - GE (NYSE:GE) and PwC Indonesia meluncurkan hasil studi mengenai penerapan pola Swasembada Pengelolaan Kelistrikan (Private Power Utilies) di kawasan-kawasan industri di Indonesia.

Hal itu dilakukan untuk memahami dan memanfaatkan peluang yang bisa dinikmati dunia usaha dari pola tersebut. Selain itu, juga membantu pemerintah  mencapai target penyediaan tambahan kapasitas listrik sebesar 35GW yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan listrik hingga lima tahun ke depan.

BACA JUGA: BRI Diminta Segera Kucurkan KUR Rp 1 Triliun

Studi ini menunjukkan bahwa pola Swasembada Pengelolaan Kelistrikan bisa menghemat biaya operasional hingga sekitar USD 415 juta per tahun terutama pada tujuh sektor manufaktur di kawasan industri .

Perhitungan ini setara dengan penghematan biaya rata-rata sebesar 0,9 sen per kWh. Seiring dengan upaya Indonesia untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2019, maka pemerintah perlu meningkatkan pertumbuhan sektor industri (sektor ini menyumbang 21 persen dari PDBpada tahun 2014), agar dapat mencapai 7 persen target pertumbuhan PDB tahunan pada periode 2015-2019.

BACA JUGA: Blue Bird Bantah Dalangi Demo Anarkistis

"Listrik adalah mesin pertumbuhan ekonomi. GE berkomitmen untuk mendukung Pemerintah Indonesia untuk memenuhi target 35GW dalam lima tahun ke depan,” kata George Djohan, Country Leader for GE Gas Power Systems di Indonesia

Pengembangan pola Swasembada Pengelolaan Kelistrikan dapat membantu pasokan listrik yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan di berbagai kawasan industri, dan yang merupakan kebutuhan sangat krusial bagi sektor manufaktur. Pasokan listrik yang lebih andal tidak hanya mengurangi biaya-biaya operasional perusahaan-perusahaan yang berada di kawasan industri tersebut, namun juga membuka peluang-peluang baru dan menambah daya tarik kawasan industri tersebut di mata para pengusaha.

BACA JUGA: Jiwasraya Bidik Pasar yang Tak Ramai

Pola Swasembada Pengelolaan Kelistrikan juga mendukung target penyediaan 35GW pasokan listrik. Pola ini membuka peluang untuk memasok permintaan listrik ke daerah-daerah terpencil sehingga membantu meringankan beban Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mendapat mandat untuk menyiapkan pembangkit, transmisi dan distribusi pasokan listrik dalam program 35GW tersebut.

GE dan PwC percaya bahwa kawasan industri akan menjadi mesin penyerap investasi dan pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2014, saat ini, sektor manufaktur menyerap 15,3 juta sumber daya manusia, dan lebih dari 20 persen di antaranya bekerja di perusahaan-perusahaan yang berada di kawasan industri.

"Ketersediaan tenaga listrik yang cukup dan andal merupakan faktor utama untuk membantu kawasan-kawasan industri tumbuh dan berkontribusi lebih efektif bagiperekonomiansehingga menarik investor premium seperti perusahaan-perusahaan multinasional dan korporasi nasional, yang pada akhirnya akan akan menciptakan lapangan kerja, penerimaan pajak lebih besar dan pertumbuhan PDB,” tambah Tim Boothman, Adviser, Energy, Utilities, Mining industry, PwC Indonesia. (jos/jpnn)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Kepentingan Bos di Balik Aksi Brutal Sopir Taksi?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler