jpnn.com, LONDON - Teknologi video assistant referee atau VAR akan digunakan di Premier League mulai musim depan. Hal itu menyusul Serie A, La Liga, Bundesliga dan Ligue 1 yang sudah memakainya awal musim ini.
"Bahkan, ketika saya lihat di monitor, keputusan VAR itu tidak jelas. Kalau keputusannya saja tidak jelas, apa yang bisa Anda lakukan?'' sindir gelandang Manchester United Juan Mata setelah golnya ke gawang Huddersfield pada putaran kelima Piala FA, 17 Februari lalu.
BACA JUGA: Premier League: Pertama Sejak 79, 3 Tim Papan Atas Unbeaten!
VAR merekomendasikan wasit Kevin Friend bahwa posisi Mata sudah offside.
Padahal saat ditinjau ulang, garis offside yang diperlihatkan di monitor VAR malah tak simetris. Hawkeye sebagai penyedia layanann pendukung VAR pun sampai meminta maaf ke United. Insiden itu adalah satu dari beberapa kekacauan VAR di kompetisi Inggris musim lalu. Ya, Federasi Sepak Bola Inggris (FA) sudah mulai memakai VAR di kedua kompetisi mereka.
BACA JUGA: Helikopter Milik Bos Leicester City Jatuh di Dekat Stadion
Yaitu sejak putaran ketiga Piala Liga dan Piala FA. Namun, musim lalu Premier League tak bergeming dengan banyaknya desakan klub-klub supaya menggunakan teknologi itu. Baru pada pekan ini Premier League mengumumkan bahwa mereka merekomendasikan VAR untuk mulai dipakai musim 2019-2020.
Itu setelah mendapat dukungan dari ke-20 klub kontestan Premier League musim ini, di London, Jumat lalu WIB (16/11). ''Klub mendapat update tayangan non live uji coba VAR dari Premier League dan Badan Ofisial Pertandingan Premeir League PGMOL. Kuncinya, ada dari penggunaan VAR di Piala FA dan Piala Liga, dan liga lainnya di dunia,'' sebut Premier League, dalam pernyataan resminya.
BACA JUGA: Manchester United Telan Pil Pahit di Kandang West Ham
Keputusan itu turun setelah Premier League melakukan trial penggunaan VAR pada 15 September lalu. Memang belum langsung diaplikasikan dengan wasit. Namun, Premier League sudah menjajal piranti pendukung VAR di dalam 15 laga yang berlangsung pada 15 September. Tayangan ke-15 laga tersebut bisa dilihat dari pusat pengendali VAR di Stockley Park, London.
Masalahnya, rapor VAR di kedua kompetisi Inggris di bawah Premier League itu sama-sama belum sempurna. Bukan hanya Jose Mourinho pelatih yang pernah uring-uringan karena VAR. Antonio Conte dan Alan Pardew juga punya pengalaman kurang bagus. Pardew menilai, VAR terlalu membuang waktu saat komunikasi antara wasit dengan wasit VAR.
Bukan hanya di Piala FA dan Piala Liga, pengalaman pemain yang pernah menjadi saksi pemakaian teknologi ini pun juga menyangsikan VAR bakal langsung menuai sukses. Penjaga gawang Leicester City Kasper Schmeichel salah satunya. Kasper pernah memiliki pengalaman kurang baik dengan VAR di Piala Dunia.
Di Rusia anak legenda United Peter Schmeichel itu merasakan dua kali pemakaian VAR. Satu di antaranya saat melawan Australia di fase grup. VAR menganggap Yussuf Poulsen sudah melakukan handsball. Padahal, nyatanya tidak. ''Secara pribadi, saya bukan pendukung apabila teknologi ini diterapkan di sini (Premier League). Keputusannya tidak absolut,'' kritiknya dalam wawancara kepada Leicester Mercury.
Lain Schmeichel, bek West Ham Pablo Zabaleta konfiden dengan potensi sukses VAR di Premier League. Tapi, dikutip situs resmi The Hammers, bek berkebangsaan Argentina itu telah punya masukan bagi Premier League. ''Yang perlu dilakukan adalah mereduksi waktu terbuang saat wasit meminta rekomendasi VAR,'' harap Zaba.
Mantan wasit Premier League Mark Halsey menyebut wajar jika pro dan kontra datang di dalam rencana debut VAR. ''Kami harus melihat ke depannya. Saya pikir Premier League pun sudah menyiapkannya dengan benar, dan menempatkan personel yang tepat,'' ungkapnya, kepada BBC Sports. (ren)
BACA ARTIKEL LAINNYA... UEFA Keluarkan 2 Rilis soal VAR dalam 1 Bulan
Redaktur : Tim Redaksi