jpnn.com, JAKARTA - Vice Presiden Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi juga mengapresiasi langkah-langkah pemerintah, tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi (UMKK) dalam Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.
Sebagai pelaku usaha di sektor industri baja, dia sepakat bahwa upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional dengan peningkatan belanja produk dalam negeri juga harus iikuti dengan peningkatan kualitas yang siginifikan.
BACA JUGA: Raih 2 Penghargaan di Ajang SNI Award 2021, Tatalogam Group: Komitmen Kami Menjaga Mutu
“Dengan diiringi peningkatan kualitas, tentunya pemulihan ekonomi dapat lebih cepat. Salah satu caranya yaitu sesuai strategi Kementerian Perindustrian yang itu dengan hilirisasi industri. Strategi ini mampu meningkatkan nilai tambah komoditas yang kita miliki," ujar Stephanus.
Dengan adanya hilirisasi, kedepannya komoditas yang diekspor bukan lagi berupa bahan baku, tetapi berupa barang setengah jadi atau barang jadi.
BACA JUGA: Layani Jakarta, Bali dan Yogyakarta, Maskapai TransNusa Beri Diskon 25 Persen
Dan apabila dari hulu material sudah berkualitas, di hilir produk akhir yang dihasilkan juga akan berkualitas.
"Untuk itu kami (Tatalogam Group) terus meningkatkan penggunaan produk baja dalam negeri yang berkualitas ekspor dan menjalin kerja sama dari hulu ke hilir antara perusahaan dalam negeri,” terang pimpinan perusahaan Baja Lapis Aluminium Seng (BJLAS) dan Baja Lapis Seng (BJLS) terbesar di Indonesia itu.
BACA JUGA: 3 Komponen Penting Dalam Pernikahan, Jangan Sampai Kendur
Stephanus menjelaskan, kualitas produk-produk nasional saat ini diakuinya sudah sangat baik.
Produk-produk BJLAS dan BJLS dari Tatalogam Group yang dihasilkan 100 persen dari tanah air ini, sudah banyak dijumpai di pasar mancanegara, mulai dari Asia hingga Amerika.
Selama pandemi, perusahaan dengan 100 persen Penanaman Modal Dalam Negeri (PNDM) ini bekerja sama dengan PT Krakatau Steel, sebagai pemasok bahan baku melakukan ekspor ke berbagai negara.
“Ini menandakan produk 100 persen Indonesia dan berkualitas ekspor yang kita miliki telah diakui di seluruh dunia. Namun demikian, kita juga berkewajiban untuk tetap menjaga agar kebutuhan pasar nasional terpenuhi sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat juga merasakan dampak perekonomian dari penggunaan produk-produk asli buatan negeri ini,” tegas Stephanus.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada