jpnn.com, JAKARTA - Penjualan produk dari usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) mitra binaan Pertamina meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Produk UMKM binaan Pertamina diserbu para perantau sebagai pilihan buah tangan pada musim mudik Lebaran tahun ini.
BACA JUGA: Motorist Pertamina Gercep Kirim BBM ke Kendaraan yang Kehabisan Bensin di Tol, Lihat Tuh
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan Pertamina mendukung UMKM untuk berproduksi lebih banyak dan meningkatkan kualitasnya dalam menyambut momen libur Idulfitri.
Pertamina juga memberikan pendampingan, berupa pelatihan dan berbagai fasilitas dalam mendukung pengembangan produk dari mulai legalitas usaha, sertifikasi usaha, digitalisasi hingga dukungan permodalan untuk para UMKM binaannya.
BACA JUGA: Pertamina Tambah 14,4 Juta Tabung LPG 3 Kilogram untuk Penuhi Kebutuhan Lebaran
“Dukungan Pertamina ini sejalan dengan komitmen kami untuk terus memperkuat kolaborasi yang saling menguntungkan dengan UMKM guna mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang lebih besar (SDGs)," tegas Fadjar.
Melalui proses kolaborasi yang berhasil, kata Fadjar, Pertamina berkontribusi pada peningkatan lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG).
BACA JUGA: Konsumsi BBM Pertamina Melonjak, Penjualan Pertamax Turbo Naik 90 Persen
Putra Abadi, salah satu UMKM binaan Pertamina mencatat peningkatan penjualan dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Hal ini semakin memperkuat posisinya sebagai pemain utama di pasar kopi lokal dan internasional setelah berhasil masuk ke pasar Australia melalui kedutaan Indonesia pada 2017.
Berbasis di Pagaralam, Sumatera Selatan, mereka menawarkan berbagai jenis kopi yang diminati para pemudik, termasuk robusta, arabika, kopi peaberry, dan kopi wine.
“Selain kopi, kami juga menyediakan berbagai variasi snack, mulai dari makaroni ubi ungu, makaroni cilembu dan pandan, aneka keripik pisang, singkong, serta kentang, kemudian peyek kacang juga teri, pangsit ikan, stik bayam, stik ikan, stik bawang," kata pemilik Putra Abadi, Dionisio Toty Tiansyah Putra.
Terbaru, lanjut dia, merupakan produk turunan dari kopi, yakni stik kopi.
Dion yang akrab disapa merupakan Champion UMK Academy 2023 dari kelas Go Online ini menyebut, pembeli mulai ramai ketika momen arus balik atau pada saat lebaran sampai H+7, ketika pemudik akan pulang ke perantauan.
“Toko kami buka pada hari kedua Lebaran, dan pembeli sudah ramai memborong kopi juga aneka snack terutama makaroni ubi ungu. Khusus Lebaran, pembeli biasanya membeli produk snack per kilo, dan hingga kini telah terjual sebanyak dua ton snack, sementara kopi telah terjual 500 bungkus ukuran 250 gram," ungkapnya.
Menurut Dion, proses produksi kopi maupun snack yang ia jual merupakan hasil kolaborasi dengan para petani, dan memberdayakan ibu-ibu rumah tangga sekitar.
Dengan begitu usaha yang dijalankan Putra Abadi dapat membantu perekonomian di daerah Pagaralam.
Pengalaman yang sama juga dialami Sofyani Mirah, pemilik Bananania, merasakan lonjakan permintaan sebesar 50 persen dari tahun lalu, terutama karena banyaknya pemudik maupun masyarakat yang sedang berlibur di Semarang, Yogyakarta, dan Solo.
Produk yang ditawarkan meliputi berbagai snack, seperti rambak pisang, cookies dari tepung pisang, dan keripik pisang yang memiliki 5 varian rasa, yang terdiri dari coklat, keju, madu, balado, dan garlic salt.
Sofy menyampaikan Bananania fokus mengolah produk berbahan dasar pisang.
Selain merupakan buah lokal asli di mana Indonesia menjadi negara penghasil pisang terbesar nomor 3 di dunia, pisang juga mengandung serat, potasium dan kaya akan vitamin, serta diproses menggunakan bahan-bahan pilihan dan mutu terjamin untuk jaminan produk berkualitas dan sehat.
“Seluruh produk Bananania, dapat ditemui di toko oleh-oleh di kota Semarang, Yogyakarta, dan juga Solo. Keripik pisang menjadi produk yang paling diminati para pembeli, dan hingga kini telah terjual lima ribu pack keripik pisang, meningkat dua kali lipat dari lebaran tahun lalu,” kata Sofy.
Kini, ia tengah meriset penganan untuk penderita diabetes dan mempersiapkan tepung makanan pendamping ASI, yang diproyeksikan untuk membantu menekan angka tengkes (stunting).
Semua ia lakukan dengan memberdayakan perempuan yang tinggal di lingkungan sekitar dapur produksinya. Selaras dengan prinsip 'semua harus berguna', sisa produksi Bananania dikelola sebagai pakan ternak dan pupuk organik cair.
“Produk bananania bisa didapatkan di e-commerce, instagram serta facebook. Selain itu juga kami bekerjasama dengan beberapa hotel, supermarket dan toko oleh-oleh,” ucap wanita yang telah mengekspor produknya ke Jepang, Australia, Malaysia dan Mesir ini.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (mrk/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi