JPNN.com

Produksi Jamu Herbal jadi Bukti Kemandirian Petani di Gunung Kidul

Minggu, 19 Januari 2025 – 14:14 WIB
Produksi Jamu Herbal jadi Bukti Kemandirian Petani di Gunung Kidul - JPNN.com
Kepala Badan PPSDMP, Idha Widi Arsanti saat mengunjungi tempat kegiatan P4S yang memproduksi jamu herbal. Foto: dok. Kementan

jpnn.com, GUNUNGKIDUL - Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) terus berupaya meningkatkan kapasitas yang mendukung peningkatan nilai tambah bagi petani.

Salah satunya dengan program penguatan kelembagaan melalui Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan (P4S).

BACA JUGA: 4 Manfaat Jamu Kunyit Asam Jawa, Bikin Berat Badan Ambyar

Oleh karena itu, Pusat Pelatihan Pertanian, BPPSDMP terus mendorong peran P4S dalam meningkatkan usaha taninya.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan P4S menjadi langkah strategis dalam mendukung pertanian berkelanjutan.

BACA JUGA: Air Minum Biru, Jamu Jago & PKK Kota Semarang Berkolaborasi Cegah Stunting, Pecahkan Rekor MURI

“Melalui program P4S, kita ingin memberdayakan masyarakat di pedesaan agar mampu menghadapi berbagai tantangan dan berkontribusi pada peningkatan produktivitas pertanian,” ungkap Amran.

Sementara Kepala Badan PPSDMP, Idha Widi Arsanti menegaskan P4S merupakan mitra BPPSDMP yang memiliki peran strategis sebagai tempat pelatihan sekaligus magang, guna akselerasi dan adopsi teknologi pertanian.

BACA JUGA: Kementan Menggelar Workshop Pembinaan Karier Dosen Pertanian

“P4S selama ini terkenal sebagai pusat pembelajaran bagi petani atau sarana berbagi bagi petani di daerah, dengan adanya P4S diharapkan dapat menghasilkan dan melahirkan petani-petani pengusaha yang lebih banyak lagi. Otomatis kesejahteraan petani akan meningkat dan ini menjadi harapan besar," ujar Santi.

Terpisah, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Inneke Kusumawaty saat mendatangi langsung P4S Timoer Sentosa di Gunung Kidul, DIY, Sabtu, (18/01) menjelaskan bahwan penumbuhan dan penguatan kelembagaan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) merupakan suatu rangkaian memperkuat kelembagaan pelatihan pertanian swadaya melalui kegiatan apresiasi, sosialisasi, fasilitasi, pengawalan dan pendampingan kelembagaan, pelatihan/ permagangan, pengkaderan, penyuluhan, pengembangan teknologi, informasi dan komunikasi.

Sebab itu ke depan harapannya P4S ini bisa memperluas lagi usahanya dengan membangun koperasi yang nantinya bisa membantu penjualan dari usaha tani yang dihasilkan KWT dan Rumah Tangga Keluarga di area sekitar.

“P4S ini mempunyai prospek yang sangat baik, kedepan bagaimana P4S Timoer Sentosa bisa membangun Badan Usaha sejenis Koperasi secara mandiri agar KWT-KWT yang sudah mempunyai hasil dari usahanya bisa konsisten trus menjual produk-produknya dan mendapatkan nilai tambah”, ujar Inneke.

Inneke sangat mengapresiasi usaha yang dirintis oleh Yuniari. “Ini sangat luar biasa mereka tidak hanya menjual jamu herbal namun juga melakukan pendampingan kepada wanita-wanita tani agar bisa lebih mandiri berusaha tani dan menghasilkan usaha yang berdaya saing”, tambah Inneke.

Yuniari, Ketua P4S Timoer Sentosa, Gunung Kidul, DIY menjelaskan memulai usahanya pada 2014 saat memutuskan mengakhiri kariernya yang bekerja di toko jamu.

“Saya pelajari ini secara otodidak, membaca beberapa buku herbal dan awalnya mencoba-coba membuat ramuan dasar yang dikeringkan lalu dijual dari rumah ke rumah”, terang Yuniari.

Ternyata usahanya ini membuahkan hasil. Pada masa pandemi Covid-19 usaha jamu herbal Yuniari meningkat drastis.

Dari keberhasilannya Yuniari akhirnya membangun P4S yang berdiri di tahun 2021 , dengan usaha herbal dari mulai budidaya bibit empon-empon, olahan produk jamu kering, instan dan minuman herbal. Selain itu Yuniari juga berusaha ternak kambing dan ayam.

“Saat ini yang paling dicari adalah minuman sehat, kebanyakan masyarakat sudah mulai gencar untuk mengonsumsi minuman/makanan yang sehat.

Sebab itu kami juga membuat varian minuman yang diminati anak muda”, jelas Yuniari.

Beberapa produk olahan minuman yang dibuat Yuniari antara lain Infused water, kunyit asam dan telang tea sedangkan produk herbal lainnya seperti jamu bahan dasar dari temulawak, jahe merah, kencur dll.

Kini produknya telah dipasarkan ke area sekitar dan juga dijual online serta support ke beberapa Kementerian. Ada juga yang dijual di Toko oleh-oleh dan Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA). Dari usaha ini Yuniari bisa menghasilkan omset mencapai 50 juta/bulannya.

P4S nya sendiri terbilang cukup aktif. Dalam sebulan memberikan pelatihan 2 hingga 3 kali, disamping pelatihan rutin kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) binaan dan anggota PKK di wilayahnya.

“Ada 3 KWT binaan yang secara rutin dilatih, dan PKK yang rutin dilakukan pertemuan dan kami mewajibkan setiap rumah di kelurahan wareng ini mempunyai TOGA (Tanaman obat keluarga) dan SURGA (Sayuran Keluarga) dengan memanfaatkan lahan pekarangannya. Untuk resep kami akan shodaqohkan”, tutur Yuniari. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler