JAKARTA - Kinerja produksi minyak Indonesia tak kunjung membaik. Memasuki bulan Maret, pemerintah pun lempar handuk alias menyerah untuk mengejar target.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo mengatakan, melihat dengan realisasi produksi sepanjang dua bulan pertama tahun ini, maka pemerintah berpikir realistis untuk menurunkan target produksi minyak. "Jadi, kalau dalam APBN 2012 ditetapkan 950 ribu barel per hari, maka dalam RAPBNP 2012 kami usulkan 930 ribu barel per hari," ujarnya di Komisi VII DPR, Senin (12/3).
Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMigas) R. Priyono mengatakan, realisasi produksi minyak hingga awal Maret 2012 memang baru mencapai 895 ribu barel per hari. "Ini disebabkan adanya 31 KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) yang produksinya di bawah target," katanya.
Priyono menyebut, beberapa KKKS yang tingkat produksinya di bawah diantaranya adalah Total E&P Indonesia, Pertamina, PHE West Madura Offshore, PHE-ONWJ, serta PT Sumatera Persada Energi. Total kekurangan produksi dari 31 KKKS tersebut mencapai 14.704 barel per hari.
Menurut Priyono, penyebab rendahnya produktifitas KKKS mayoritas didominasi masalah eksternal, seperti persetujuan izin menteri perhubungan serta kendala persiapan lokasi pemboran sumur. "Termasuk kendala persetujuan AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan)," ucapnya.
Sebelumnya, Deputi Operasi BPMigas Rudi Rubiandini mengatakan, BPMigas berkaca pada realisasi kinerja produksi minyak tahun lalu, dari target produksi 945 ribu barel per hari, realisasinya hanya 903.200 barel per hari.
"Ada 34 KKKS. Karena itu, kami peringatkan 34 KKKS ini agar berupaya keras meningkatkan produksi," ujarnya.
Rudi menyebut, tahun lalu, empat KKKS yang realisasi produksinya paling rendah dibandingkan targetnya adalah Total E&P Indonesie, yang hanya mampu mencapai produksi 82.232 barel per hari dari target 92.000 barel per hari. Lalu, Pertamina EP yang hanya mampu memproduksi 123.518 barel per hari dari target 132.000 barel per hari.
Kemudian, CNOOC SES dengan produksi 34.690 barel per hari dari target 40.000 barel per hari, serta PHE West Madura Offshore dengan produksi 13.796 barel per hari dari target 18.000 barel per hari.
Sementara itu, terkait asumsi lain dalam RAPBNP 2012, Evita menyebut bahwa pemeirntah mengusulkan kenaikan asumsi harga minyak (ICP) dari USD 90 per barel menjadi USD 105 per barel. "Kenaikan asumsi harga minyak ini terkait dengan tren harga minyak internasional yang cenderung naik," ujarnya. (owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga BBM Tak Naik, Subsidi Membengkak Rp 60 T
Redaktur : Tim Redaksi