BANDARLAMPUNG – Sebutan Lampung Tanoh Lado (Lampung Tanah Lada, Red), tampaknya, sebentar lagi akan hilang. Sebab, sebutan itu tidak sesuai dengan hasil produksi lada yang dihasilkan di Bumi Ruwa Jurai ini.
Berdasarkan pemaparan Kepala Dinas Perkebunan Lampung Sutono, kini produksi lada hitam dengan luas lahan sekitar 50 ribu hektare (ha) tidak mencapai 30 ribu ton per tahun. Idealnya, dengan luas tersebut, produksi lada hitam bisa mencapai 70 ribu ton.
Hasil sebesar itu terjadi pada 1980-an. ’’Bahkan sebelum merdeka, produksi lada hitam di provinsi kita bisa lebih dari 70 ribu ton per tahun. Itulah yang menjadi daya tarik bangsa luar datang ke Indonesia untuk menjajah negeri ini,’’ ujarnya dalam ekspose pembangunan di aula Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika, Kamis (28/2).
Mantan Sekkab Lampung Selatan itu memaparkan, salah satu penyebab turunnya produksi lada hitam ini lantaran kurang perhatian pemerintah pusat. Untuk itu, pihaknya mengusulkan agar 2013 komoditas lada menjadi prioritas pemerintah pusat sebagai gerakan nasional.
’’Kalau tidak ada dukungan, kita terlalu berat. Sebab, petani rempah tidak bisa kompetitif dengan petani komoditi kebun. Harus ada dukungan pemerintah dalam bentuk gerakan nasional. Baik bantuan dana maupun support sarana produksi, bibit, dan yang lain,’’ paparnya.
Tidak hanya berharap bantuan pemerintah pusat, pemprov juga akan mengucurkan dana sekitar Rp500 juta untuk peningkatan produksi lada. ’’Pemerintah kabupaten/kota juga wajib ambil peran. Sebab, lada ini kebanggaan dan maskot kita. Unggulan sesungguhnya dari Lampung bukan sawit atau hasil kebun lainnya. Tapi rempah seperti lada,’’ terangnya.
Untuk itu, Provinsi Lampung melalui Disbun tengah memprogramkan kebangkitan produksi lada hitam. Upaya yang dilakukan dengan melakukan peremajaan dan revitalisasi tanaman rempah tersebut. Selain itu, pembenahan budi daya lada hitam pun harus terus dilakukan. Sehingga, produktivitas rempah unggulan Lampung ini meningkat.
Sutono menjelaskan, penyebab turunnya produksi lada hitam lantaran penyakit yang menyerang pangkal batang di mana belum bisa dikendalikan. Selain itu, luas sebaran tanaman lada berkurang dengan usianya yang sudah tua. ’’Akibatnya produktivitas kebun lada hitam Lampung kurang dari 500 kilogram per ha. Di negara lain, produktivitas sudah mencapai 2 ton per ha,’’ terangnya.
Lebih lanjut, program mengembalikan kejayaan lada hitam Lampung juga harus ada sinergitas antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten sentra lada di Lampung. Terlebih bagi daerah sentral produksi lada seperti Lampung Utara, Lampung Timur, serta Lampung Tengah.
’’Pemerintah kabupaten/kota hingga pusat perlu mengalokasikan anggaran yang sedianya sangat diperlukan untuk melakukan rehabilitasi tanaman lada,’’ pungkasnya. (sur/p2/c3/whk)
Berdasarkan pemaparan Kepala Dinas Perkebunan Lampung Sutono, kini produksi lada hitam dengan luas lahan sekitar 50 ribu hektare (ha) tidak mencapai 30 ribu ton per tahun. Idealnya, dengan luas tersebut, produksi lada hitam bisa mencapai 70 ribu ton.
Hasil sebesar itu terjadi pada 1980-an. ’’Bahkan sebelum merdeka, produksi lada hitam di provinsi kita bisa lebih dari 70 ribu ton per tahun. Itulah yang menjadi daya tarik bangsa luar datang ke Indonesia untuk menjajah negeri ini,’’ ujarnya dalam ekspose pembangunan di aula Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika, Kamis (28/2).
Mantan Sekkab Lampung Selatan itu memaparkan, salah satu penyebab turunnya produksi lada hitam ini lantaran kurang perhatian pemerintah pusat. Untuk itu, pihaknya mengusulkan agar 2013 komoditas lada menjadi prioritas pemerintah pusat sebagai gerakan nasional.
’’Kalau tidak ada dukungan, kita terlalu berat. Sebab, petani rempah tidak bisa kompetitif dengan petani komoditi kebun. Harus ada dukungan pemerintah dalam bentuk gerakan nasional. Baik bantuan dana maupun support sarana produksi, bibit, dan yang lain,’’ paparnya.
Tidak hanya berharap bantuan pemerintah pusat, pemprov juga akan mengucurkan dana sekitar Rp500 juta untuk peningkatan produksi lada. ’’Pemerintah kabupaten/kota juga wajib ambil peran. Sebab, lada ini kebanggaan dan maskot kita. Unggulan sesungguhnya dari Lampung bukan sawit atau hasil kebun lainnya. Tapi rempah seperti lada,’’ terangnya.
Untuk itu, Provinsi Lampung melalui Disbun tengah memprogramkan kebangkitan produksi lada hitam. Upaya yang dilakukan dengan melakukan peremajaan dan revitalisasi tanaman rempah tersebut. Selain itu, pembenahan budi daya lada hitam pun harus terus dilakukan. Sehingga, produktivitas rempah unggulan Lampung ini meningkat.
Sutono menjelaskan, penyebab turunnya produksi lada hitam lantaran penyakit yang menyerang pangkal batang di mana belum bisa dikendalikan. Selain itu, luas sebaran tanaman lada berkurang dengan usianya yang sudah tua. ’’Akibatnya produktivitas kebun lada hitam Lampung kurang dari 500 kilogram per ha. Di negara lain, produktivitas sudah mencapai 2 ton per ha,’’ terangnya.
Lebih lanjut, program mengembalikan kejayaan lada hitam Lampung juga harus ada sinergitas antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten sentra lada di Lampung. Terlebih bagi daerah sentral produksi lada seperti Lampung Utara, Lampung Timur, serta Lampung Tengah.
’’Pemerintah kabupaten/kota hingga pusat perlu mengalokasikan anggaran yang sedianya sangat diperlukan untuk melakukan rehabilitasi tanaman lada,’’ pungkasnya. (sur/p2/c3/whk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Elpiji Bisa Batal Naik
Redaktur : Tim Redaksi