SURABAYA--Pasar konsumen makanan dan minuman Indonesia semakin memikat perusahaan asing. Salah satu contoh nyata adalah perusahaan minuman terkenal dari Jepang Suntory yang mengakuisisi divisi minuman Garuda Food dan meluncurkan produk Mirai Ocha. Meski terhitung pemarin baru, mereka langsung menggenjot produksi lima kali lipat dengan mendirikan dua pabrik baru.
Group Product Manager Suntory Garuda Erwin Panigoro mengatakan, produk Mirai Ocha sudah mendapatkan respon yang bagus dari masyarakat Indonesia. Sejak diluncurkan September 2012, kinerja penjualan sangat memuaskan. "Target kami untuk tahun lalu adalah 1 juta karton. Tapi, rupanya sejak Oktober target tersebut sudah terlampaui," ujarnya saat media gathering Mirai Ocha di Surabaya, Jumat (11/1).
Respon yang tak terduga itu, lanjut dia, membuat Suntory Garuda sempat kesulitan menyuplai toko-toko. Hal tersebut karena sampai saat ini produk Mirai Ocha masih harus diimpor dari Thailand. "Teknologi untuk membuat minuman ocha memang tak sembarangan. Jadi, sementara harus diproduksi di sana (Thailand). Nah, kondisi itulah yang membuat kami tak bisa memproduksi dengan leluasa," jelasnya.
Namun, Erwin mengaku pihaknya bakal bisa menanggulangi masalah produksi tahun ini. Sebab, pihaknya sudah menyiapkan pabrik khusus pembuatan produk Mirai Ocha. Sebenarnya, kami sudah punya pabrik produksi Mirai Ocha di kletek. Tapi itu hanya untuk kemasan 330 ml. Kemasan ini memang bukan produk utama. Kami hanya meproduksi 200 ribu karton per bulan saja," imbuhnya.
Dia merinci, sudah ada dua pabrik di Jawa Barat yang disiapkan untuk memproduksi Mirai Ocha kemasan 500 ml. Masing-masing pabrik mempunyai kapasitas produksi sebanyak 500 ribu karton per bulan. Pabrik tersebut diharapkan beroperasi secara resmi pada kuartal ke dua. "Kami juga bakal menambahkan lemari pendingin sebanyak 30 ribu untuk lebih mengenalkan produk kami," jelasnya.
Dengan produksi tersebut, Erwin menargetkan penjualan 2013 bisa mencapai 5 juta kotak. "Kami menargetkan bisa mengambil 27 persen share pada akhir tahun dari total penjualan produk ready to drink tea (RDTD) dalam kemasan PET (botol plastik) di Indonesia. Saat ini, market share kami masih 8 persen," ujarnya. (bil)
Group Product Manager Suntory Garuda Erwin Panigoro mengatakan, produk Mirai Ocha sudah mendapatkan respon yang bagus dari masyarakat Indonesia. Sejak diluncurkan September 2012, kinerja penjualan sangat memuaskan. "Target kami untuk tahun lalu adalah 1 juta karton. Tapi, rupanya sejak Oktober target tersebut sudah terlampaui," ujarnya saat media gathering Mirai Ocha di Surabaya, Jumat (11/1).
Respon yang tak terduga itu, lanjut dia, membuat Suntory Garuda sempat kesulitan menyuplai toko-toko. Hal tersebut karena sampai saat ini produk Mirai Ocha masih harus diimpor dari Thailand. "Teknologi untuk membuat minuman ocha memang tak sembarangan. Jadi, sementara harus diproduksi di sana (Thailand). Nah, kondisi itulah yang membuat kami tak bisa memproduksi dengan leluasa," jelasnya.
Namun, Erwin mengaku pihaknya bakal bisa menanggulangi masalah produksi tahun ini. Sebab, pihaknya sudah menyiapkan pabrik khusus pembuatan produk Mirai Ocha. Sebenarnya, kami sudah punya pabrik produksi Mirai Ocha di kletek. Tapi itu hanya untuk kemasan 330 ml. Kemasan ini memang bukan produk utama. Kami hanya meproduksi 200 ribu karton per bulan saja," imbuhnya.
Dia merinci, sudah ada dua pabrik di Jawa Barat yang disiapkan untuk memproduksi Mirai Ocha kemasan 500 ml. Masing-masing pabrik mempunyai kapasitas produksi sebanyak 500 ribu karton per bulan. Pabrik tersebut diharapkan beroperasi secara resmi pada kuartal ke dua. "Kami juga bakal menambahkan lemari pendingin sebanyak 30 ribu untuk lebih mengenalkan produk kami," jelasnya.
Dengan produksi tersebut, Erwin menargetkan penjualan 2013 bisa mencapai 5 juta kotak. "Kami menargetkan bisa mengambil 27 persen share pada akhir tahun dari total penjualan produk ready to drink tea (RDTD) dalam kemasan PET (botol plastik) di Indonesia. Saat ini, market share kami masih 8 persen," ujarnya. (bil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bandara Silangit Ditargetkan Jadi Bandara Internasional
Redaktur : Tim Redaksi