LABUHAN DELI- Pengusaha tempe di Kabupaten Deliserdang terpaksa memutar otak. Demi melanjutkan usahanya produsen terpaksa mengurangi atau memperkecil ukuran produksi tempenya. Hal ini mereka lakukan guna mengimbangi harga kacang kedelai yang terus mengalami kenaikan, yakni mencapai Rp8 ribu per kilo gram dari sebelumnya Rp6 ribu per kg.
"Kalau harga tempe yang kita naikkan pastinya kita akan ditinggalkan konsumen. Agar usaha ini tetap berjalan, terpaksa diakali dengan mengurangi ukuran atau memperkecil tempe yang kita produksi," kata, Masiawati seorang pengusaha tempe di Pasar IV Gang Tempe Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deliserdang kepada Sumut Pos (Grup JPNN), Selasa (24/7) kemarin.
Dia menuturkan, ditengah terjadinya gejolak harga kedelai membuat dirinya kerap harus mengontrol usaha pembuatan tempe yang telah dilakoni sejak belasan tahun lalu tersebut. Itu dilakukannya supaya ia tidak mengalami kerugian begitu besar.
"Dengan terjadinya kenaikan harga ini membuat saya harus mengontrol langsung produksi tempe di pabrik, karena kita tidak ingin mengalami kerugian karena sulit untuk mengatur biaya produksi," tuturnya.
Dikatakannya, bahan baku kedelai untuk produksi tempe ditempat usaha miliknya setiap hari menghabiskan sekitar 350 kg. Sedangkan, pasokan kedelai yang masuk per sepuluh hari sekali mencapai 4 ton dengan harga pengambilan Rp8 ribu per kg.
"Kalau harga tidak menentu dan terus mengalami kenaikan, jelas ini akan mengakibatkan usaha pembuat tempe yang bertahun-tahun saya kelola akan terancam tutup. Saya berharap pemerintah dapat segera mengontrol dan menurunkan harga kedelai, sehingga tidak terjadi kenaikan harga yang lebih tinggi lagi," ungkapnya.
Harga kedelai di pasaran sebut dia selama tiga bulan terakhir ini sudah dua kali mengalami kenaikan, akibat stok pada tingkat pedagang berkurang. "Tingginya harga bahan baku kedelai membuat penghasilan pas-pasan dan terkadang hanya mampu menutupi modal produksi," tambahnya.
Terkait adanya rencana ancaman mogok produksi yang diungkapkan para pengusaha tahu dan tempe di Pulau Jawa, Masiawati mengatakan, dirinya juga siap melakukan aksi serupa jika para produsen tempe maupun tahu di Sumatera Utara kompak dengan menggelar aksi mogok produksi.
"Kalau memang pengusaha tempe dan tahu di Sumut kompak, saya juga akan ikut melakukan aksi mogok, karena tujuannya untuk kepentingan kita dengan mendesak pemerintah agar menurunkan harga kedelai," ujarnya.(mag-17)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cari Cara Taklukan Kedelai Impor
Redaktur : Tim Redaksi