Prof Ardiansyah Dikukuhkan Jadi Guru Besar Ilmu Kimia dan Biokimia Pangan di Universitas Bakrie

Jumat, 19 Januari 2024 – 19:35 WIB
Profesor Ardiansyah, Ph.D, menjadi guru besar pada bidang Ilmu Kimia dan Biokimia Pangan di Universitas Bakrie. Foto : source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Universitas Bakrie kembali mengukuhkan Guru Besar tahun ini. Kali ini, yang dikukuhkan adalah Profesor Ardiansyah, Ph.D, dosen prodi Teknologi Pangan, ahli pada bidang Ilmu Kimia dan Biokimia Pangan.

Beliau merupakan dosen dari program studi Ilmu dan Teknologi Pangan.

BACA JUGA: Profesor M. Taufiq Amir Dikukuhkan Jadi Guru Besar Universitas Bakrie

Profesor Ardi dikukuhkan secara resmi bertempat di ruang 1.2 Universitas Bakrie yang dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Ketua Yayasan Pendidikan Bakrie, Ratna Indira Nirwan Bakrie dan pengurus, Kepala LLDIKTI Wilayah III yang diwakili oleh Prita Ekasari, Rektor Universitas Bakrie, para Senat, dan Dosen di lingkungan Universitas Bakrie, dan tamu undangan eksternal.

Sambutan pertama disampaikan oleh Rektor Universitas Bakrie, Prof. Sofia W Alisjahbana. Beliau memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Prof. Ardi beserta keluarga.

BACA JUGA: Profesor Deffi Ayu Puspito Sari Dikukuhkan sebagai Guru Besar Universitas Bakrie

“Hari ini kita mengukuhkan Prof. Ardi, salah satu putra terbaik Universitas Bakrie. Ini merupakan capaian luar biasa yang dapat dijadikan teladan yang memberikan semangat motivasi dan inspirasi pada kita semua,” ujar Prof. Sofia.

Beliau juga menambahkan bahwa Prof. Ardi memberikan kontribusi besar melalui karya ilmiahnya di bidang Ilmu kimia dan Biokimia Pangan yang karya tersebut tidak hanya menjadi sumber inspirasi bagi para rekan dosen dan mahasiswa, tetapi juga memberikan dampak positif pada program studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Bakrie.

BACA JUGA: Gitaris Band Hivi Berbagi Pengalaman di Teknik Industri Universitas Bakrie, Menginspirasi Banget

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Ibu Ratna Indira Nirwan Bakrie, Ketua Yayasan Pendidikan Bakrie, beliau menyampaikan apresiasi besar atas capaian Prof. Ardi.

Menurut Ratna Indira Nirwan Bakrie, bidang yang ditekuni oleh Prof. Ardi saat ini merupakan bidang yang sangat menjadi perhatian seluruh Negara.

Masalah pangan, terutama ketersediaan pangan di masa-masa yang mendatang membutuhkan perhatian dan pemikiran yang sangat serius untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya krisis pangan dunia.

Beliau berharap karya ilmiah yang dihasilkan oleh Prof. Ardi dapat memberikan sumbangsih yang nyata bagi masyarakat Indonesia maupun bagi kemanusiaan pada umumnya.

Selanjutnya, Prita Ekasari, S.T., M.Si mewakili LLDIKTI Wilayah III menyatakan hari ini menjadi hari bahagia karena Universitas Bakrie kembali menambah satu Guru Besar.

"Semoga dengan keahlian yang semakin kompleks, kita dapat memberikan kontribusi positif yang lebih besar. Penghargaan ini bukan hanya sekadar pujian, melainkan juga sebuah inspirasi dalam memajukan bangsa,” ungkapnya.

Selain itu, juga ada sambutan lainnya dari para kolega Prof. Ardi, yaitu Prof. Ir. M. Aman Wirakartakusumah, M.Sc., Ph.D (Rektor IPMI IBS); Prof. Hitoshi Shirakawa (Profesor of Laboratory of Nutrition, Tohoku University); Ir. Adhi S. Lukman (Ketua Umum GAPMMI); dan Prof. Dr. Ir. Slamet Budijanto, M.Agr.Sc., IPU (Dekan Fakultas Teknologi Pertanian IPM University).

Setelah sambutan-sambutan, Prof. Ardi menyampaikan orasi ilmiah dengan judul "Bekatul (Rice Bran) sebagai Pilar Pangan Fungsional dan Nutrasetikal."

Dalam orasinya, Prof. Ardi menyoroti manfaat kesehatan dari bekatul yang dapat dikembangkan sebagai produk pangan kategori pangan fungsional dan nutrasetikal, yang mana di dalam bekatul terdapat kandungan istimewa seperti protein, mineral, karbohidrat, vitamin, PUFA, dan berbagai senyawa bioaktif. 

Melalui paparan yang disampaikan Prof. Ardi, orasi ini menggarisbawahi pemanfaatan bekatul sebagai produk pangan di Indonesia masih sangat terbatas, sementara di luar negeri seperti Amerika Serikat, Jepang, Thailand, dan Vietnam sudah mengembangkan bekatul sebagai produk pangan mereka.

“Seperti diketahui bahwa pangan fungsional dapat memberikan manfaat di luar standar nilai gizi, pangan fungsional juga harus mengikuti peraturan pangan yang berlaku. Untuk itu diperlukan peran pemerintah dalam membuat panduan pengujian,” pungkasnya.

Di akhir Prof. Ardi berharap semoga orasi ilmiah ini dapat turut memicu pembahasan tentang kajian pangan fungsional khususnya di Indonesia, dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan lainnya. 

Acara ini tidak hanya merayakan prestasi akademis Prof. Ardi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan tinggi di Indonesia.(ray/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler