jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) berencana mengganti nama Bandara Internasional Kertajati di Majalengka.
Terkait hal tersebut, mantan Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof Endang Soetari Adiwikarta menyebut nama KH Abdul Halim yang paling tepat untuk menjadi nama baru Bandara Internasional Kertajati.
BACA JUGA: AirAsia jadi Maskapai Pertama Layani Rute Denpasar dari Bandara Kertajati, Ada Harga Promo
Prof Endang Soetari menyampaikan ada tiga alasan utama nama KH Abdul Halim sangat tepat untuk menjadi nama bandara di Kertajati tersebut.
Pertama, pemilihan nama bandara harus menggunakan nama tokoh pahlawan nasional yang berperan besar sejak zama prakemerdekaan serta terlibat dalam momen kunci pendirian Republik Indonesia.
BACA JUGA: Mulai 29 Oktober, Bandara Kertajati Terima Perpindahan Penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara
“KH Abdul Halim telah turut memperjuangkan kemerdekaan melalui pendidikan sejak 1911 hingga beliau dipercaya menjadi satu di antara 60 anggota BPUPKI sebagai Panitia Pembelaan Negara. Ini bukti jelas beliau tokoh Jawa Barat yang berjasa besar bagi Republik Indonesia," terang Prof Endang Soetari.
Alasan kedua, lanjut Prof Endang Soetari menjelaskan, kontribusi KH Abdul Halim dalam pembangunan bangsa sebelum kemerdekaan dan setelah proklamasi kemerdekaan dilakukan dalam pembangunan kebangsaan bidang pendidikan ideologi, pemahaman politik, kesejahteraan sosial ekonomi, penggalangan pertahanan keamanan, dan dakwah keagamaan.
BACA JUGA: Keberangkatan Perdana Rombongan Umrah dari Bandara Internasional KertajatiÂ
Prof Endang Soetari yang menjabat sebagai Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung periode 1995-2003 mengungkapkan kiprah dan kontribusi KH Abdul Halim tidak hanya di Majalengka saja, tetapi meluas dan menasional.
"Lembaga pendidikan, santri-santri beliau dan organisasi yang KH Abdul Halim dirikan menyebar ke berbagai daerah dan Provinsi. Beliau Negarawan Sejati," tegas Prof Endang Soetari.
Pengakuan dan penghormatan sebagai pahlawan nasional ditandai dengan kegiatan rutin peringatan Kemerdekaan Indonesia, berupa ziarah ke makam almarhum di Pondok Pesantren Santi Asromo Maja Majalengka yang menjadi monumen multidimensi bagi perjuangan keagamaan dan kebangsaan KH Abdul Halim.
“Untuk kepentingan dan nama besar Jawa Barat yang direpresentasi nama Bandara Internasional Jawa Barat, saya kira nama KH Abdul Halim adalah nama yang paling tepat. Semoga Presiden Joko Widodo dan Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin bisa menangkap dan menyetujui usul ini," pungkas Prof Endang Soetari. (mar1/jpnn)
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi