jpnn.com, PALU - Khatib Idulfitri 1444 Hijriah di Lapangan Vatulemo Palu, Sulawesi Tengah, Profesor Sagaf Pettalongi mengajak kepada umat Islam menjadikan momentum Idulfitri sebagai perekat persatuan dan kesatuan umat beragama.
"Dengan menghargai perbedaan antara satu dengan yang lainnya,” ucap Sagaf Pettalongi, dalam khotbah Idulfitri 1444 Hijriah, di Palu, Sabtu (22/4).
BACA JUGA: Ribuan Warga Binaan di DKI Jakarta Dapat Remisi Idulfitri, 109 Orang Langsung Bebas
Menurut Sagaf, sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa membutuhkan orang lain, dan seseorang tidak akan dapat hidup hanya dengan seorang diri.
"Oleh karena itu, harus ada sifat dan sikap untuk saling bahu membahu, bergotong royong dan saling memberi sehingga jurang pemisah antara si kaya dan si miskin dapat ditiadakan," ujar Sagaf yang merupakan Rektor UIN Datokarama Palu.
BACA JUGA: Polda Metro Jaya Terjunkan 6.500 Personel Jaga Jakarta Selama Idulfitri
Islam, kata dia, sesungguhnya agama yang sangat menghargai perbedaan dan keragaman sosial, keadilan, dan kehidupan yang damai.
Dia menerangkan konsepsi kerukunan hidup antarumat beragama yang diterapkan Islam dalam wujud toleransi sosial yang aman dan damai, telah dibuktikan ketika Islam menduduki kekuasaan dunia berabad-abad lamanya, toleransi sosial terhadap masyarakat non-muslim sangat diperhatikan oleh pemerintahan Islam.
BACA JUGA: Momen Idulfitri, Agustiar Sabran Ungkit Gagasan Bung Karno
Sikap toleran yang diajarkan Islam, ujar dia, bukan hanya umat Islam berada di suatu negeri dalam kedudukan minoritas, tetapi pada posisi mayoritas sekalipun, Islam mendidik umatnya agar tetap toleran.
"Konsepsi Islam tentang ummatan wahidah telah telah memberi pemaknaan bahwa rahmat Allah tidak hanya untuk manusia yang beriman saja," ucapnya.
Melainkan, sebut dia, kepada semua umat beragama, di mana umat Islam merupakan bagian dari kesatuan umat se-dunia.(antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Friederich Batari