Profil Agung Laksono: Pernah Kampanye untuk Prabowo, kini Wantimpres Jokowi

Jumat, 13 Desember 2019 – 17:07 WIB
Politikus Golkar Agung Laksnono saat dilantik menjadi anggota Wantimpres di Istana Negara Jakarta, Jumat (13/12). Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Golkar Agung Laksono punya jabatan baru. Ketua DPR 2004-2009 itu menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 2019-2024.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Agung dan delapan anggota Wantimpres di Istana Negara Jakarta, Jumat (13/12). Agung tentu bukan nama baru di politik, apalagi kiprahnya sebagai politikus sudah lama.

BACA JUGA: Pak Jokowi Sudah Pilih Wantimpres 2019-2024, Ini Daftar Namanya

Sosok kelahiran 23 Maret 1949 di Semarang, Jawa Tengah itu sudah malang melintang di dunia bisnis, organisasi kemasyarakatan, partai politik, hingga birokrasi. Alumnus SMA Negeri 4 Medan itu mengawali kiprahnya di politik setelah menamatkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) pada 1972.

Agung pernah menjabat Ketua Umum BPP HIPMI periode 1983-1986. Ayah politikus muda Golkar Dave Akbarshah Fikarno Laksono itu juga pernah menjadi ketua umum AMPI periode 1984-1989.

BACA JUGA: Sah, Presiden Jokowi Lantik Wiranto Cs Jadi Wantimpres

Pada periode 1990-1995, Agung menjabat Sekretaris Jenderal PPK Kosgoro, Arkian, sejak tahun 2000 Agung menjadi ketua umum PPK Kosgoro.

Di usia yang relatif masih muda, Agung menjadi anggota DPR/MPR periode 1987-1992. Dia kembali menjadi wakil rakyat periode 1992-1997.

Pemilu 1997 mengantar Agung kembali terpilih menjadi anggota DPR. Namun, Presiden Soeharto menunjuk Agung menjadi Menteri Negara Pemuda dan Olahraga di Kabinet Pembangunan VII.

Soeharto lengser pada Mei 1998, tetapi Agung tetap ada di panggung politik nasional. Presiden BJ Habibie yang menjadi pengganti Soeharto tetap memercayakan posisi Menpora kepada Agung.

Saat pemerintahan Habibie usai pada 1999, Agung kembali masuk ke DPR. Karier politik Agung seolah tak surut, karena dia dipercaya memimpin DPR periode 2004-2009.

Namun, Agung gagal dalam Pemilu 2009. Dia tak terpilih lagi.

Lagi-lagi hal itu bukan akhir bagi karier politik Agung. Sebab, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjuk mantan direktur utama PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTV) itu menjadi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) 2009-2014.

Presiden SBY juga pernah menunjuk Agung menjadi pelaksana tugas (Plt) Menpora pengganti Andi Mallarangeng yang dijerat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selain itu, Agung pernah menjadi Plt menteri agama menggantikan Suryadharma Ali yang dijerat KPK terkait kasus suap.

Pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014, Agung memperkuat Tim Kampanye Prabowo Subianto - Hatta Rajasa. Posisinya di Tim Kampanye Prabowo - Hatta adalah sebagai anggota dewan penasihat.

Hanya saja, Prabowo - Hatta kalah melawan Joko Widodo - Jusuf Kalla di Pilpres 2014. Naiknya Jokowi ke kursi kepresidenan membawa efek ke internal Golkar.

Jelang akhir 2014, Golkar pecah menjadi kubu Aburizal Bakri dan Agung Laksono. Golkar kubu Aburizal menggelar musyawarah nasional di Bali.

Namun, Agung menggelar munas tandingan di Ancol. Aburizal menjadi ketua umum Golkar hasil munas di Bali.

Adapun Agung menjadi ketua umum Golkar versi munas Ancol. Perpecahan Golkar itu berakhir pada 2016 setelah BJ Habibie dan Jusuf Kalla turun tangan.

Golkar kembali menggelar munas di Bali pada 2016 dan Setya Novanto terpilih menjadi ketua umum. Agung pun dipercaya memimpin Dewan Pakar Partai Golkar.

Agung tak hanya moncer di politik. Kiprahnya di bisnis pun mentereng.

Agung pernah menjadi wakil komisaris utama PT Spinindo Mitradaya/PT. East Jakarta Industrial Park (EJIP) 1996–1998. Dia juga pernah menangani media dengan menjadi pemimpin umum Majalah Info Bisnis periode 1994-1998, Direktur Utama ANTV periode 1993-1998, serta komisaris utama PT Mapalus Makawanua Charcoal Industry (PMDN) periode 1987 –1998.(boy/gir/jpnn)


Redaktur : Boy
Reporter : Boy, Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler