Profil Pratikno, Si Anak Kampung dari Bojonegoro yang Dekat dengan Joko Widodo

Selasa, 22 Oktober 2019 – 07:07 WIB
Menteri Sekretaris Negara Kabinet Kerja 2014-2019 Pratikno (tengah) bersama Komisaris Utama Adhi Karya Fadjroel Rachman (kanan) dan mantan Staf Khusus Presiden Nico Harjanto. Foto: ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A

jpnn.com, JAKARTA - Pratikno menjadi salah seorang tokoh yang dipanggil Presiden Jokowi ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10) sekitar pukul 14.10 WIB. Pratikno masuk lewat jalur para calon menteri. Dia datang tidak sendiri, ada Fadjroel Rahman dan Nico Harjanto. Ketiganya menggunakan kemeja putih. 

Pratikno sempat menyapa para wartawan yang menunggu di pilar Istana Negara guna meminta keterangannya. Namun, pria kelahiran 13 Februari 1962 di Desa Donogede, Bojonegoro, Jawa Timur ini tidak mau berkomentar dan berlalu meninggalkan awak media.

BACA JUGA: Tentang Erick Thohir dan Rahasia Allah

Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu datang ke Istana Kepresidenan Jakarta untuk bertemu dengan Jokowi. Apakah kembali ke posisi lama sebagai Menteri Sekretaris Negara atau ditawari posisi baru?

Diambil dari berbagai sumber, Pratikno mulai dikenal oleh publik ketika menjadi moderator debat capres pada Pilpres 2014 yang ditayangkan secara langsung oleh sejumlah televisi swasta.

BACA JUGA: Prabowo Subianto Tiba di Istana, Riza Patria: Pak Jokowi Sudah Paham

Sebelum terjun di dunia politik dan menjabat sebagai Sekretaris Negara mendampingi Presiden Jokowi sejak 2014, Pratikno ini menghabiskan waktunya di dunia kampus, yakni dimulai menjadi staf pengajar UGM sejak 1986 atau setahun setelah ia mendapatkan gelar sarjananya.

Anak kampung ini memulai pendidikannya di kota kelahirannya, Bojonegoro dan hijrah ke Yogyakarta untuk menimba ilmu di bidang politik dan pemerintahan di kampus UGM.

BACA JUGA: Penilaian Pengamat Terhadap Sosok Nadiem, Wishnutama, dan Erick Thohir

Tidak puas dengan pendidikan sarjana strata-1, Pratikno melanjutkan pendidikannya di bidang tersebut (S2) berani hidup di negeri orang, yakni Belanda, Di negeri Ratu Elizabeth ini Pratikno mengambil jurusan Development Administration di University of Birmingham, Inggris, hingga mengantongi gelar M.Soc.Sc pada tahun 1991. Tidak berhenti sampai di situ, Pratikno terbang ke Australia untuk mengambil program doktoral di Flinders University of South Australia jurusan Asian Studies.

Dengan bekal akademiknya inilah, Pratikno menekuni profesinya sebagai dosen hingga sekarang. Tahun 2003, ia ditunjuk sebagai direktur Program Pascasarjana Prodi Ilmu Politik Konsentrasi Politik Lokal dan Otonomi Daerah sekaligus Wakil Dekan bidang Akademik FISIP UGM sejak tahun itu hingga tahun 2004.

Pratikno banyak menulis artikel terkait bidang keahliannya, contohnya artikel yang berjudul "Seandainya Otonomi Tanpa Kerja sama dalam Kompleksitas dan Tawaran Format Kelembagaan" yang dipublikasikan pada 2007 dan "Mimpi Lama Yang Terus Hidup dalam Membangun NKRI dari Bumi Tambun Bungai Kalteng" pada tahun yang sama. Beberapa artikelnya juga dimuat di harian setempat.

Kiprahnya di dunia akademik kian mencuat sejak dinobatkan sebagai Guru Besar bidang ilmu politik UGM pada 2008. Lelaki berusia 57 tahun ini sempat menjabat Rektor UGM 2012-2014 sebelum ditarik Jokowi menjadi Mensesneg.

Selama kariernya di dunia akademik, Pratikno juga banyak melakukan penelitian dalam politik lokal dan jaringan pemerintahan yang merupakan bidang keahliannya. Ia juga beberapa kali menjadi pembicara dalam workshop menjelang pemilu maupun pilkada.

Suami dari Dra. Ec. Siti Faridah ini dikenal sebagai orang dekat Jokowi selama kampanye Pilpres 2014. Dia disebut-sebut tergabung dalam Tim 3 bersama pengamat politik dari UI Andrinof Chaniago dan pengamat politik dari UGM Cornelis Lay.

Salah satu tugas dari Tim 3 adalah memfinalisasi arsitektur kabinet dan lembaga kepresidenan yang disusun oleh Tim Transisi di bawah Andi Widjajanto. Dari Tim 3 ini, Pratikno tinggal satu-satunya yang bisa menyelesaikan tugas sebagai pembantu Jokowi selama 5 tahun penuh.

Sementara Andi Widjajanto yang menjabat sebagai Sekretaris Kabinet dalam pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla tidak sampai bertahan satu tahun, karena sejak diangkat 3 November 2014 dan pada 12 Agustus 2015 diganti oleh Politikus dari PDI Perjuangan Pramono Anung.

Nasib sama juga dialami pengamat politik dari UI Andrinof Chaniago yang diangkat menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional juga dicopot oleh Jokowi pada 12 Agustus 2019.

Jadi hanya bapak tiga putri, yakni Anisa Firdia Hanum, Hilda Mutia Hanum, dan Gita Nadia Hanum, ini yang awet mendampingi Jokowi dan bisa jadi akan kembali menjadi pembantu Jokowi hingga 2024 mendatang. (antara/jpnn)

Profil singkat Pratikno:
KELUARGA
Istri: Dra. Ec. Siti Faridah
Anak: Anisa Firdia Hanum, Hilda Mutia Hanum, dan Gita Nadia Hanum

PENDIDIKAN
S3, Ph.D. in Political Science, Flinders University, Australia, 1997.
S2, M.Soc.Sc. in Development Administration, Birmingham University, UK, 1990.
S1(Drs.) Ilmu Pemerintahan,Fak. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UGM,1985
SMA di Bojonegoro, Jawa Timur
SMP di Bojonegoro, Jawa Timur
SD di Bojonegoro, Jawa Timur

KARIER
Dosen di UGM, sejak 1986
Pendiri LSM Asosiasi untuk Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Ademos), 2005
Direktur Program Pascasarjana Prodi Ilmu Politik Konsentrasi Politik Lokal, 2004
Dekan Fakultas Fisip UGM
Moderator debat Capres, 2009 dan 2014
Tim ahli dan tim sinkronisasi program pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla 2014
Menteri Sekretaris Negara 2014-2019


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler