Program Ganjar soal 1 Desa, 1 Faskes, 1 Nakes Dinilai Berpihak pada Kesehatan

Rabu, 29 November 2023 – 13:25 WIB
Capres nomor ururt 3 Ganjar Pranowo istrik Semangga, Waninggap Nanggo, Kec. Semangga, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Selasa (28/11/2023). ANTARA/HO-Tim Media Ganjar Pranowo

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik dari Center For Youth and Population Research (CYPR) Boedi Rheza menilai permasalahan pemerataan fasilitas dan tenaga sampai saat ini masih menjadi permasalahan utama di Indonesia bagian timur.

Karena itu, dia menilai program Ganjar Pranowo-Mahfud MD soal satu fasilitas kesehatan (faskes) dan nakes di setiap desa sangat konkrit dan baik.

BACA JUGA: Ganjar & 2 Bocah Merauke Menikmati Sarapan di Warung Sederhana, Lina Gemetaran

“Sejauh ini, data memang menunjukkan bahwa saudara-saudara kita di wilayah Indonesia Timur, seperti Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara, belum menikmati adanya faskes dan nakes yang cukup," kata Boedi Rheza dalam keterangannya, Rabu (28/11).

Secara umum, pemenuhan SDM Kesehatan saat ini masih menjadi kendala utama dalam pembangunan sektor kesehatan di Indonesia.

BACA JUGA: Sahabat Ganjar, Ribuan Masyarakat, dan Ulama di Rembang Hadir di Nusantara Berselawat

Saat ini hanya tersedia 0,68 dokter termasuk dokter spesialis per seribu populasi Indonesia, sedangkan menurut standar WHO yaitu satu per seribu orang. Jumlah ini masih sangat rendah, ditambah lagi dengan kondisi tidak meratanya keberadaan dokter di masing-masing provinsi.

Menurut Boedi, program Ganjar tersebut telah menunjukkan perhatian dan prioritas dalam pembangunan bidang kesehatan.

BACA JUGA: Juru Kampanye TPN Ganjar-Mahfud, dari Choirul Anam, Denny Cagur sampai Limbad

Dengan jumlah penduduk saat ini mencapai sekitar 275 juta jiwa, tentunya penting untuk merumuskan strategi pembangunan bidang kesehatan menyasar pada penguatan penyediaan faskes dan nakes.

“Program ini sangat baik untuk diimplementasikan, sehingga nantinya kejadian-kejadian luar biasa seperti malaria, campak dan bahkan HIV/AIDS yang masih tinggi dapat ditekan," ujar Boedi Rheza.

Menurut dia, pemerataan tersebut juga dapat berfungsi sebagai peringatan awal jika mulai terjadi suatu kondisi kejadian luar biasa di Indonesia Timur, seperti malaria.

Boedi Rheza mengatakan baru capres Ganjar Pranowo yang mengampanyekan program unggulan bidang kesehatan yang langsung menyentuh kepada akar masalah.

Dia melanjutkan sebagai salah satu bagian otonomi di Indonesia, desa tidak bisa dipinggirkan.

Pemerataan faskes dan nakes sudah menjadi keharusan saat ini dalam pembangunan kesehatan terutama di wilayah 3T.

Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas perlu didukung keberadaan faskes dan nakes yang berkualitas, terjangkau, dan murah.

“Pemerataan faskes dan nakes di level desa merupakan suatu program yang tidak bisa ditunda-tunda lagi, mengingat sumber masalah ada di situ,” imbuh Boedi Rheza.

Boedi juga mengharapkan kebijakan pemerataan faskes dan nakes di setiap desa pada wilayah 3T diikuti oleh peningkatan kesejahteraan. (Tan/JPNN)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Relawan SAGAMA se-Jatim Gelar Konsolidasi Pemenangan Ganjar - Mahfud di Pilpres 2024


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Ganjar   Mahfud   kesehatan   Papua  

Terpopuler