JAKARTA - Mitos kontrasepsi yang berkembang di masyarakat bisa mempengaruhi keberhasilan program tujuan pembangunan millennium atau Millennium Development Goals (MDGs) 2015. Walaupun secara ilmiah alat penunda kehamilan terbukti efektif namun banyak isu negatif terhadap penggunaannya.
Pakar Kependudukan Sugiri Syarief menjelaskan, maraknya mitos-mitos tersebut disebabkan karena minimnya tingkat pendidikan. “Penyampaian tentang ide keluarga sehat sejahtera mengalami kendala, karena mitos-mitos ini,” ungkapnya dalam keterangan persnya, Kamis (4/7).
Mitos yang mengemuka di antaranya adalah pil KB yang menyebabkan kegemukan, IUD yang merusak rahim, suntikan yang menghilangkan pola menstruasi, dan yang paling memprihatinkan kini beredar mitos bahwa implant KB mirip seperti susuk santet.
Target pemerintah MDGs adalah target penurunkan angka kematian ibu saat melahirkan. Pemerintah menargetkan, ada penurunan angka kematian dari 228 per 100 ribu kelahiran menjadi 102 per 100 ribu kelahiran pada 2015.
Salah satu cara untuk mencapai gol ini adalah dengan gencar mengkampanyekan program Keluarga Berencana (KB). Program KB akan efektif jika masyarakat sudah mengenal dan menggunakan berbagai jenis alat-alat kontrasepsi.
Sugiri mengkritik program MDGs di Indonesia akan tertinggal dibandingkan Malaysia. Pasalnya, penyampaian program KB Malaysia jauh lebih efektif. "Karena tingkat pendidikan mereka lebih baik, berat kalau kita akan menyaingi," tandas Sugiri.
Oleh karena itu, harus ada keterlibatan pemerintah daerah untuk membantu mengkampanyekan program KB dari pemerintah pusat. "Sayangnya, banyak bupati atau walikota yang tak peduli terhadap masalah kesehatan atau program KB yang berkembang," ungkapnya.
Prima Progestian, dokter spesialis kandungan dari RSIA Brawijaya, membenarkan fakta para ibu masih percaya dengan beragam isu negatif. Ambil contoh, banyak yang ketakutan jika tubuhnya dipasang kontrasepsi implant. “Nanti bagaimana melepasnya? Nanti susah 'matinya' dan lain-lain," katanya.
Padahal, lanjut Prima, implant adalah kontrasepsi hormonal jangka panjang yang efektif, aman dan ekonomis. Walaupun bentuknya mirip jarum susuk, namun cara implant bekerja adalah murni secara medis. Bukan dengan “guna-guna” dukun. (esy/jpnn)
Pakar Kependudukan Sugiri Syarief menjelaskan, maraknya mitos-mitos tersebut disebabkan karena minimnya tingkat pendidikan. “Penyampaian tentang ide keluarga sehat sejahtera mengalami kendala, karena mitos-mitos ini,” ungkapnya dalam keterangan persnya, Kamis (4/7).
Mitos yang mengemuka di antaranya adalah pil KB yang menyebabkan kegemukan, IUD yang merusak rahim, suntikan yang menghilangkan pola menstruasi, dan yang paling memprihatinkan kini beredar mitos bahwa implant KB mirip seperti susuk santet.
Target pemerintah MDGs adalah target penurunkan angka kematian ibu saat melahirkan. Pemerintah menargetkan, ada penurunan angka kematian dari 228 per 100 ribu kelahiran menjadi 102 per 100 ribu kelahiran pada 2015.
Salah satu cara untuk mencapai gol ini adalah dengan gencar mengkampanyekan program Keluarga Berencana (KB). Program KB akan efektif jika masyarakat sudah mengenal dan menggunakan berbagai jenis alat-alat kontrasepsi.
Sugiri mengkritik program MDGs di Indonesia akan tertinggal dibandingkan Malaysia. Pasalnya, penyampaian program KB Malaysia jauh lebih efektif. "Karena tingkat pendidikan mereka lebih baik, berat kalau kita akan menyaingi," tandas Sugiri.
Oleh karena itu, harus ada keterlibatan pemerintah daerah untuk membantu mengkampanyekan program KB dari pemerintah pusat. "Sayangnya, banyak bupati atau walikota yang tak peduli terhadap masalah kesehatan atau program KB yang berkembang," ungkapnya.
Prima Progestian, dokter spesialis kandungan dari RSIA Brawijaya, membenarkan fakta para ibu masih percaya dengan beragam isu negatif. Ambil contoh, banyak yang ketakutan jika tubuhnya dipasang kontrasepsi implant. “Nanti bagaimana melepasnya? Nanti susah 'matinya' dan lain-lain," katanya.
Padahal, lanjut Prima, implant adalah kontrasepsi hormonal jangka panjang yang efektif, aman dan ekonomis. Walaupun bentuknya mirip jarum susuk, namun cara implant bekerja adalah murni secara medis. Bukan dengan “guna-guna” dukun. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasil ATT Honorer K1 Diumumkan Awal Agustus
Redaktur : Tim Redaksi