jpnn.com, KARAWANG - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina berkomitmen mendorong pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender, melalui program pemberdayaan masyarakat lokal di sekitar daerah operasi.
Program tersebut disusun secara terencana sebagai program berkelanjutan di bidang ekonomi dan sosial untuk mendorong kemandirian dan kesejahteraan kelompok binaan.
BACA JUGA: Komitmen Pertamina Dukung Emisi Nol Bersih dengan Inisiatif Dekarbonisasi & Kolaborasi
Bersama kelompok masyarakat, Satgas Karawang Berseri yang terdiri dari 34 perempuan berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Corporate Secretary PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Arya Dwi Paramita menjelaskan program pemberdayaan perempuan unggulan ini merupakan penanganan kekerasan berbasis masyarakat terhadap perempuan dan anak di Karawang, Jawa Barat atau biasa disebut ‘Karawang Berseri’ atau ‘Karawang Bebas Kekerasan Semakin Maju dan Mandiri’, yang dilaksanakan oleh PT Pertamina EP (PEP) Tambun Field, yang tergabung di Zona 7 Regional Jawa.
BACA JUGA: Kowarteg Bersama Ratusan Pedagang di Pasar Permai Koja Dukung Ganjar jadi Presiden
"Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahasan dan kesadaran masyarakat tentang kesetaraan gender. Harapannya dapat mengurangi kasus kekerasan di masyarakat dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak secara mandiri dan berkelanjutan," ujar Arya.
Hingga kini Subholding Upstream Pertamina tidak pernah dihadapkan pada pengaduan terkait dugaan diskriminasi dalam hal permasalah gender.
BACA JUGA: Mitra Murni Perkasa Aktif Berdayakan Kegiatan Masyarakat di Kariangau
Hal ini merupakan komitmen PHE untuk mencapai SDGs 5 perihal Kesetaraan.
Program pemberdayaan perempuan lainnya juga dilaksanakan di wilayah kerja PT Pertamina EP (PEP) Tarakan Field, bagian dari Zona 10 Regional Kalimantan, melakukan pemberdayaan perempuan dan masyarakat difabel melalui Program Kelompok Usaha Bersama Difabel Batik (Kubedistik).
Program Kubedistik ini beranggotakan 22 penyandang disabilitas yang terdiri dari 15 orang perempuan yang tuli, memiliki cacat fisik, dan cacat intelektual.
Arya Dwi menjelaskan melalui serangkaian kegiatan peningkatan kapasitas, para perempuan penyandang disabilitas tersebut terampil melakukan pewarnaan batik ramah lingkungan, menjahit dan berpromosi melalui sosial media.
"Dalam waktu 3 bulan, mereka mampu bekerja secara profesional dan mampu menghasilkan produk yang berkualitas. Selain itu, PEP Tarakan Field juga memfasilitasi pengurusan hak cipta atas motif batik yang telah dibuat," terangnya.
Hingga kini sudah ada enam motif yang sudah di hak ciptakan, semua motif batik yang dihasilkan murni hasil karya anggota Kubedistik.
Motif tersebut terinspirasi dari kegiatan produksi minyak di Kota Tarakan serta budaya dan kekayaan alam Kota Tarakan.
PHE akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang environmentally friendly, socially responsible dan good governance.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada