"Jadi warga miskin yang benar-benar mendapatkan program sosial (raskin, BLT, dan Jamkesmas) totalnya hanya 30 persennya. Sedangkan beasiswa pendidikan, tidak seluruhnya tersalur ke warga miskin dan hanya di bawah 20 persen," ungkap Sekretaris Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2TK) Bambang di Jakarta, Kamis (29/11).
Meski demikian, dia menyebut dananya tidak menguap atau hilang. Tapi tersalur ke warga yang bukan sasaran program sosial. Sebut saja warga di atas miskin dan menengah.
"Warga miskin yang menerima program sosial ini sangat kecil. Padahal seluruh dananya tersalur semuanya. Setelah kita selidiki, kebanyakan penerimanya golongan tidak miskin dan menengah," ujarnya.
Pantas saja kalau jumlah keluarga miskin di Indonesia tidak berkurang. Logikanya, kata Bambang, dengan diterimanya seluruh program sosial, warga miskin akan meningkat taraf kesejahteraannya.
"Di dalam program sosial, tidak masalah satu warga miskin mendapatkan keempat-empatnya (BLT, raskin, jamkesmas, dan beasiswa pendidikan). Dengan demikian akan ada perubahan status dari warga miskin tersebut sehingga otomatis mengurangi jumlah kemiskinan," tandasnya.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nazar: Angie Hanya Kurir, Anas yang Nikmati Uang dari Rosa
Redaktur : Tim Redaksi