jpnn.com - SURABAYA - Mahalnya harga properti di Singapura, mendorong Malaysia mencari ceruk pasar dengan mengembangkan hunian vertikal. Apalagi, minat orang indonesia membeli properti di luar negeri juga terus tumbuh.
Deputy General Manager Marketing and Sales Tropicana Corporation Berhad Eric Seow mengatakan properti dapat menjadi pilihan investasi yang menarik. Apalagi, kenaikan harga properti di Malaysia relatif stabil. Disebutkan, kenaikan harga properti tiap tahun sekitar 5-10 persen.
BACA JUGA: Harga Cabai Rawit Segera Turun
"Sejauh ini persaingan cukup sehat dan harga relatif stabil. Jadi, tidak ada yang namanya harga tiba-tiba melonjak, tapi lain waktu terjun bebas," katanya akhir pekan lalu.
Selama ini, selain lokal, pembeli properti potensial dari Singapura dan Indonesia. Menurutnya, dua negara itu lebih prospektif dibandingkan negara lain di Asia Tenggara seperti Thailand dan Vietnam, karena dari segi geografis lebih dekat.
BACA JUGA: Bintang Toedjoe Gelar Aksi Laki Recovery Kelud
"Lagipula banyak orang Indonesia yang berkunjung ke Malaysia atau Singapura baik untuk keperluan bisnis, pendidikan sampai berwisata. Lokasi yang kami tawarkan tidak jauh dari Singapura, serta dari segi harga juga relatif lebih terjangkau dibandingkan properti di Singapura. Pada 2018, jarak Johor Bahru-Singapura juga makin dekat dengan adanya MIRT. Kemudian ada kereta cepat dari Kuala Lumpur-Singapura pada 2020," ungkapnya.
Sementara terkait rencana kenaikan pajak properti untuk pembeli luar negeri yang ditetapkan pemerintah Malaysia per 1 Mei 2014 diyakini tidak berpengaruh signifikan. Aturan yang lama menyebutkan pajak yang dikenakan hanya 10.500 Ringgit Malaysia. Sedangkan aturan yang baru pajak itu naik menjadi dua persen dari harga properti yang dibeli.
BACA JUGA: Operasional Bank Mandiri Tutup saat Pemilu
"Kalaupun ada dampak hanya sebentar, setelah itu kami rasa pembeli properti dari luar negeri terus tumbuh. Sebab, nilai dua persen dari harga properti itu belum seberapa kalau dibandingkan dengan harga properti dan pajak yang dibebankan kalau membeli properti di Singapura," tukas Eric.
Sementara Executive Sales and Marketing Tropicana Danga Bay Mohamad Lenny mengatakan proyek yang ditawarkan itu merupakan superblok yang terdiri dari hunian, pusat komersial dan shopping mall. "
Kami tawarkan satu tower dulu yang dibangun mulai tahun ini dan ditargetkan selesai empat tahun ke depan," terangnya. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertanian di Indonesia Masih Hadapi Masalah Klasik
Redaktur : Tim Redaksi