Prostitusi Online Incar Siswi SMP, 5 Hari di Kamar Hotel

Rabu, 29 Agustus 2018 – 05:46 WIB
Prostitusi online masih marak. Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com, PALEMBANG - Praktik prostitusi online yang mencari pelanggan lewat media sosial (medsos) diduga sudah terorganisir. Ada sindikat pengendalinya. Bukan orang per orang PSK.

“Jelas ada sindikat. Buktinya mereka tetap eksis,” ujar Direktur Woman Carier Center (WCC) Palembang, Yeni Roslainizi, seperti diberitakan Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group). WCC pernah menangani korban prostitusi via Facebook (Fb).

BACA JUGA: Tarif Rp3,5 Juta Sudah Termasuk Kamar Hotel, ya Ampun!

“Dari sana kita melihat ada indikasi keterlibatan muncikari atau germo. Ada kelompoknya. Mereka yang mengorganisir perempuan untuk dijadikan PSK.”

Lanjutnya, sangat jarang PSK tanpa kelompok. Atau jual diri sendiri secara individu. “Mereka yang kami dampingi biasanya ada mami-nya,” jelas Yeni lagi. Karena terorganisir, diduga sindikat tersebut ikut mencari pelanggan. Sekaligus menyediakan tempat transaksi bagi para PSK.

BACA JUGA: Prostitusi di Asian Games 2018, Satpol PP Razia di Blok M

“Tapi sejauh ini kami belum melakukan kajian tapi dugaan transaksi memang rata-rata berlangsung ke hotel,” kata dia.

Harusnya, aparat kepolisian bisa menyikapinya dengan sigap setelah melihat di medsos banyak PSK ‘jual’ diri. Menawarkan langsung ke pelanggan. Dan mem-posting foto-foto vulgar. Itu seharusnya juga bisa jadi petunjuk untuk ditindaklanjuti.

BACA JUGA: Dari Blok M Kisah Prostitusi di Asian Games 2018 Itu Dimulai

“Jika dibiarkan, ini akan berlalu biasa saja. Padahal info awal bisa jadi membongkar fakta yang lebih besar,” bebernya.

Memang dengan kemajuan teknologi ini, membuka peluang bagi oknum pelaku prostitusi dengan cara online. “Lewat teknologi bisa langsung cari pelanggan, orang tua harus sigap jangan sampai keluarga terjerat,” bebernya.

Menurut Yeni, dari kasus yang pernah ia tangani, prostusi online di bawah umur itu menyasar remaja SMP. “Kasusnya seperti itu, korban dijebak,” bebernya. Namanya anak di bawah umur, usia SMP/SMA rentan. Mereka tentu butuh pulsa, barang branded, gadget, dan lainnya. Sehingga sindikat memanfaatkannya dengan cara itu.

Sejauh ini WCC sendiri berupaya mendampingi jika korban prostitusi baik pendampingan hukum, psikologi, dan lainnya.

Salah satu pengelola entertain yang tak mau disebut namanya menyebut PSK-PSK yang “buka kamar” di hotel itu namanya long stay.

“Jadi semacam ekspo (pameran, red), PSK 5 hari stay di kamar, kemudian jual diri di media sosial (medsos). Kalau di kota besar, sehari bisa sampai empat tamu jadi tidak akan rugi,” kata dia.

Dia mengakui PSK-PSK prostitusi online ini punya komunitas atau klub sendiri. “Biasanya dikenal dengan Bisyar atau Bispak yang banyak di media sosial. Jadi tidak mungkin kalau bukan bisnis bikin grup. Di sana ada deretan cewek-cewek yang jual diri,” tuturnya.

Diakuinya, prostitusi semacam ini diorganisir lewat kelompok-kelompok itu. Jadi prostitusi juga dikemas seperti produk, istilahnya girl friend experience. Ada big bos-nya, yang suplai cewek-cewek ke provinsi-provinsi. “PSK-nya lalu “jualan” sendiri, atau papi mami-nya ikut jualin,” pungkasnya.

Hasil penelusuran Sumatera Ekspres di akun twitter grup Bisyar Palembang, masing-masing akun PSK memang menulis status expo. Jadi mereka stay di hotel (expo, red) contohnya akun twitter @SK menulis includeroom 27-28 Agustus 2018 Palembang. Ini menandakan bahwa SK “buka kamar” dan stay menerima BO (booking out) selama tanggal tersebut.

Yang menarik lagi, target prostitusi mereka tak hanya menyasar satu provinsi, tapi juga “roadshow” ke provinsi lain. Sebagai contoh, akun @GD dari Provinsi Lampung mengaku hari ini (28/8) mulai stay di Palembang.

Di statusnya dia juga menulis sempat available di Makassar dan Lampung. Sebelumnya, GD sempat menulis expo Makassar. “Ditunggu ya DP-nya,” tulisnya. Sama halnya dengan akun twitter @AP. Dia bahkan sempat open BO di beberapa kota seperti Bandung, Jakarta, Malang, juga Palembang.

Kasat Reskrim Polresta Palembang, Yon Edi Winara, mengklaim terus melakukan penertiban atau razia di sejumlah hotel dari dugaan praktik prostitusi termasuk online.

“Kita juga sudah mengimbau pihak hotel agar tidak ada yang fasilitasi ini,” sebutnya. Jika ada oknum pelaku terbukti pasti akan diproses.

Di OKU sendiri, Kasat Reskrim Polres OKU, AKP Alex Andrian menyebut sejauh ini belum ada. “Kalau prostitusi sifatnya masih konvensional biasanya terselubung atau berkedok usaha lain. Artinya kalaupun ada tidak terbuka,” ucapnya.

Dari sisi penegakan hukum, yang bisa ditindak kalau ada pihak yang mengorganisir (muncikari) para PSK-nya. Sedangkan kalau aksi sendiri dengan salah satu pihak sudah berkeluarga, lanjutnya, bisa ditindak kalau ada pengaduan dari pihak keluarga yang dirugikan melapor. “Termasuk delik aduan,” ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, kasus prostitusi online di Metropolis ternyata marak. Tak lagi di lokasi tertentu, tapi penawarannya banyak muncul di medsos. Di sana muncikari maupun PSK lewat akun twitter grup Bisyar Palembang. Bisyar sendiri kepanjangan dari bisa dibayar.

BACA JUGA: Tarif Rp3,5 Juta Sudah Termasuk Kamar Hotel, ya Ampun!

Di sana, tiap PSK memiliki akun twitter masing-masing. Untuk menarik pelanggan, mereka meng-upload foto-foto syur pribadi berikut nomor WhatsApp. Seperti salah satu akun twitter @TI jelas menawarkan diri.

“Yokk, yang mau BO (booking out). Aku 21 tahun, 34B, berat badan 52 kg, tinggi badan 168 cm. Bisa langsung wa saja di nomor 08126674xxxx,” tulisnya. (sid/bis/fad/ce1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prostitusi di Asian Games 2018, 4 Atlet Jepang Dipulangkan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler