jpnn.com, SEMARANG - Seorang pegiat lingkungan asal Blora, Lilik Yuliantoro (30) nekat berjalan kaki Rembang-Semarang untuk bertemu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Lilik menempuh perjalanan lima hari dan rela tidur di pom bensin demi mewujudkan niatnya itu.
Berangkat dari Rembang pada Rabu (20/1), Lilik tiba di Kantor Pemprov Jateng pada Senin (25/1). Dia tampak lelah dan wajahnya gosong karena terbakar matahari.
Membawa bendera merah putih dan mengalungkan tulisan 'Aksi Jalan Kaki Rembang-Jakarta, Tolak Puluhan Ribu Ton Limbah B3 Rembang-Jawa Tengah', Lilik langsung memijat kakinya saat tiba di kantor Ganjar.
BACA JUGA: Kemenhub Pakai GeNose Deteksi Covid-19 di Stasiun KA, Pak Ganjar Semringah
"Ini aksi saya sebagai kepedulian pada warga Rembang yang terdampak limbah B3. Limbah itu didatangkan dari luar rembang dan sangat berbahaya serta mengganggu masyarakat," kata Lilik.
Lilik mengatakan sudah mengunjungi lokasi pembuangan limbah itu, tepatnya di Desa Jatisari Kecamatan Sluke Rembang. Di lokasi itu, bau busuk langsung tercium dan sejumlah tanaman milik petani mati akibat adanya limbah tersebut.
BACA JUGA: Ganjar: Sakit dan Senang itu Harus Bersama-Sama
"Peristiwa itu sudah terjadi sejak April 2020 lalu, tapi sampai sekarang belum ada tindakan. Maka saya melakukan aksi ini untuk membantu masyarakat Rembang dan meminta agar segera diselesaikan," ucapnya.
Lilik mengatakan ingin bertemu Ganjar untuk menyampaikan aspirasinya itu. Dia meminta Ganjar mengusut tuntas kasus pencemaran lingkungan di Rembang karena sangat mengganggu dan berbahaya.
"Saya juga ingin ke Kapolda dan Kajati untuk menyampaikan tuntutan yang sama. Kalau Pak Gubernur tidak merespons, saya akan jalan kaki sampai ke Jakarta untuk bertemu Presiden," ucapnya.
Salah satu warga Rembang yang mengawal Lilik melaksanakan aksinya, Boma,45, mengatakan, sebanyak 27.000 ton limbah yang dibuang di beberapa titik di Rembang. Saat ini, kondisinya mengkhawatirkan, karena selain bau tidak sedap, juga sudah merusak tanaman warga.
"Sejak April 2020 dibuang limbah-limbah itu. Limbah jenisnya B3, bentuknya seperti tanah liat. Dampaknya itu bau, terus tanaman warga seperti bawang merah dan cengkeh pada mati," jelasnya.
Pihaknya mengatakan sudah melaporkan kejadian itu pada Pemkab Rembang. Bahkan, sudah ada yang melaporkannya pada kepolisian dan DPRD. Tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut.
"Untuk itu hari ini kami ingin bertemu Pak Ganjar untuk menyampaikan persoalan ini, dan harapannya segera dapat solusi," ucap Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan Hidup Rembang ini.
Sementara itu, Ganjar yang menemui Lilik dan beberapa warga Rembang itu mengatakan sudah menerima laporan terkait pencemaran limbah itu. Bahkan, pihaknya sudah memerintahkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jateng melakukan pengecekan ke lokasi.
"Ini lho videonya, sudah kami tindaklanjuti. Petugas sudah lansung ke lokasi untuk mengecek kondisinya," kata Ganjar kepada Lilik dan beberapa warga lain.
Ganjar meminta Lilik mengurungkan niatnya berjalan sampai Jakarta. Sebab, permasalahan itu akan ditangani oleh pihaknya dan dinas terkait.
"Nggak usah sampai Jakarta, nanti biar kami yang menangani. Tapi kalau njenengan nekat, ya monggo," pintanya.
Ganjar sendiri mengatakan mengenal Lilik karena sebelumnya dia pernah jalan kaki beberapa kali menemuinya.
Lilik tercatat pernah jalan kaki Blora-Semarang untuk menemui Ganjar terkait permintaan pembangunan stadion di Blora.
"Dia sudah jalan beberapa kali, sebenarnya dulu dia juga pernah dan saya kenal dekat dengan dia. Sebenarnya dia kontak saya saja sudah cukup, karena kita sudah tahu dan mengikuti kasus ini (pencemaran di Rembang)," kata Ganjar.
Ganjar mengatakan bahwa kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian. Dia meminta masyarakat percaya dengan penanganan dari pihak berwajib itu.
"Sekarang sudah ditangani kepolisian, percaya saja sama kepolisian. Dan tadi saya dilapori, bahwa lokasi pembuangan limbah itu sudah dipolice line," pungkasnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia