jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR Nasyirul Fallah Amru menyatakan, proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) perlu dikebut. Menurutnya, proyek itu akan meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia sekaligus dan memenuhi kebutuhan listrik nasional.
Falah mengatakan itu ketika menghadiri Diskusi Kamisan bertema Perjuangan Kedaulatan Energi di kantor DPP Taruna Merah Putih, Jalan Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/1). Politikus PDI Perjuangan itu mengatakan, sejauh ini progres realisasi proyek listrik 35.000 MW berjalan baik.
BACA JUGA: Hadiri Kirab TMP di Medan, Djarot Ajak Warga Jaga Pancasila
"Capaian 35.000 Megawatt pemerintah berjalan dengan baik, tidak mengecewakan, bahkan membanggakan," ujarnya.
BACA JUGA: Ketum PMII Puji Cara PDIP Siapkan Kader Muda Lewat TMP
Anggota Komisi VIII DPR Nasyrul Falah Amru (berbatik) dalam Diskusi Kamisan di kantor DPP TMP, Kamis (25/1). Foto: RMO
Diskusi itu juga menghadirkan narasumber lainnya. Yakni dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Berly Martawardaya dan Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Robaytullah Kusuma Jay.
BACA JUGA: TMP Tambah Usia, Semoga Terus Cetak Kader Militan bagi PDIP
Namun, Falah juga mengakui adanya hambatan dalam realisasi proyek listrik 35.000 MW. Misalnya, pembebasan lahan yang tersendat.
Karena itu Falah mengatakan, upaya pembebasan lahan perlu dipercepat. Sebab, tersendatnya realisasi proyek listrik 35.000 MW akan mengganggu percepatan pembangun sumber energi.
Selain itu, Falah juga meminta dukungan masyarakat untuk proses revisi Undang-undang Minyak dan Gas (UU Migas). Tujuan revisi itu adalah demi mewujudkan kedaulatan energi.
"Amandemen UU Migas akan segera dilakukan tahun ini, agar kedaulatan energi bisa kita perjuangkan dengan efektif," tutur sekretaris umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) itu.(ysa/rmo/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Program Tahun Baru Moeldoko Bikin Warga Cianjur Terharu
Redaktur : Tim Redaksi