Proyek Kereta Korut-Korsel Dinilai Cuma Pencitraan

Kamis, 27 Desember 2018 – 11:38 WIB
Jalur kereta api di Korea Utara. Foto: RT.com

jpnn.com, SEOUL - Peresmian memang sudah berlangsung kemarin, Rabu (26/12). Tapi, realisasi jalur kereta yang menghubungkan Korea Selatan (Korsel) dengan Korea Utara (Korut) masih tanda tanya.

Sebab, sampai sekarang sanksi PBB, juga Amerika Serikat, belum dicabut. Artinya, Korsel dilarang membangun jalur dari Seoul ke Pyongyang itu.

BACA JUGA: RI Dukung Penuh Perdamaian Dua Korea

''Ini hanya aksi pencitraan,'' ujar Na Kyung Won, pimpinan Partai Liberal yang menjadi oposisi rezim Presiden Korsel Moon Jae-in, kepada Washington Post.

Delegasi Korsel yang berisi 100 orang menempuh 58 kilometer dari Seoul dalam delapan gerbong kereta api menuju Kaesong. Mereka terdiri atas pejabat, legislator, dan anggota keluarga yang terpisah dengan kerabat Korut.

BACA JUGA: Wamil Korsel Kini Tak Wajib Lagi

Setelah berkendara selama 2 jam, mereka pun disambut delegasi yang datang dari Pyongyang, Korut.

''Banyak yang harus dilakukan sebelum konstruksi dimulai,'' ujar Menteri Perhubungan Korsel Kim Hyun-mee sebagaimana dikutip Reuters.

BACA JUGA: Kim Jong Un Kirim Anjing Pelacak ke Korsel

Menghadapi berbagai tekanan, pemerintah Korsel tetap menyebar optimisme. Menurut Hyun-mee, jalur kereta lintas Asia Timur jelas bakal menarik dukungan banyak negara. Sebab, hal itu bisa membuat biaya logistik dari Eropa ke wilayah Asia jauh lebih terjangkau.

Hal tersebut juga memengaruhi masyarakat Korsel yang ingin bisa kembali ke Korut. Salah satunya, Shin Jang-chul yang ikut bersama delegasi Korsel. ''Saya sangat terharu. Saya selalu bermimpi untuk bisa kembali ke sini,'' ucapnya.

Di sisi lain, pemerintah AS menegaskan tak akan mencabut sanksi atau embargo sebelum denuklirisasi tuntas. (bil/c5/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Korea Bahas Penyatuan Jalur Kereta Api


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler