jpnn.com, JAKARTA - PT Air Bersih Jakarta (ABJ) menandatangani perjanjian fasilitas sindikasi kredit dengan Lembaga Perbankan dan Institusi Keuangan senilai Rp 8,874 triliun.
Penandatanganan itu dilakukan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Senin (20/2).
BACA JUGA: Hati-Hati di Tol Jakarta-Cikampek, Wanita Tunarungu jadi Korban Perampokan
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan proyek ini dapat membantu pemerintah provinsi DKI Jakarta dalam menyelesaikan persoalan di mana masyarakat kerap menggunakan air tanah untuk keperluan sehari-hari.
"Ini bagian dari environmental remediation dari Jakarta. Permukaan tanah turun 18 cm per tahun karena over extraction ground water. Pemerintah DKI tidak bisa apa-apa, tidak bisa melarang, kecuali bisa mensuplai air bersih Jakarta," kata Basuki dalam sambutannya.
BACA JUGA: Terungkap, Awalnya Kapolda Jambi Ingin Bareng JK ke Kerinci dari Jakarta
Menurut Basuki apabila proyek-proyek penyediaan air bersih Jakarta ini berhasil dijalankan, pemerintah dapat meminta masyarakat untuk berhenti menggunakan air tanah.
"Kalau itu bisa diselesaikan dan bisa suplai air bersih ke Jakarta. Maka, 2030 bisa sampaikan pada rakyat untuk setop pakai air tanah. Hanya dengan itu, penggunaan air tanah bisa dihentikan," lanjutnya.
Tidak hanya itu, dia juga menyebutkan langkah ini menjadi salah satu pembuktian bahwa pemerintah tidak meninggalkan DKI Jakarta walaupun ibu kota akan berpindah ke IKN Nusantara, Kalimantan Timur.
"Jakarta tidak ditinggalkan begitu saja. Masih terus dijalankan proyek penyediaan air, transportasi, masih ada MRT ke mana-mana. Itu membuktikan Jakarta masih dapat perhatian dari pemerintah untuk dibangun," ujarnya.
CEO Moya Indonesia Holding Mohamad Selim menjelaskan Rp 8,8 triliun ini merupakan tahapan awal pendanaan penyaluran air bersih untuk rumah.
Pendanaan akan dilakukan secara bertahap, dengan total jangka waktu lima tahun dan pendanaan mencapai Rp 26 triliun.
"Dari situ total sambungannya 90 ribu pada tahap pertamanya. Kemudian, 350 ribu dalam jangka waktu dua tahun. Nanti ada lagi dalam jangka waktu lima tahun. Total pendanaan Rp 26 triliun," jelasnya.
Selim juga menyebutkan apabila tidak ada halangan, pada April growndown alias pengerjaan proyek akan dilakukan serempak di beberapa proyek antara lain Hilir Jatiluhur, Hilir Karian, WTP Buaran 3, dan Hilir Buaran 3.
"Insyaallah kalau tidak ada halangan, di bulan April kami akan memulai proyek ini," kata Selim.(mcr8/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra