jpnn.com, JAKARTA - Proyek pembangunan Bandara Singkawan, Kalimantan Barat mulai ditawarkan ke investor swasta melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP).
“Dengan wilayah Indonesia yang begitu luas dan APBN yang terbatas, dibutuhkan peran serta investor dari swasta baik dalam negeri maupun luar negeri untuk turut serta membangun infrastruktur transportasi di Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Senin (7/10) bertempat di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Jakarta kemarin.
BACA JUGA: Kehadiran Bandara Singkawang Diharapkan Mampu Dongkrak Wisatawan
Budi menjelaskan, proyek pembangunan Bandara Singkawang merupakan proyek pembangunan bandara pertama di Indonesia yang menggunakan skema KPBU sejak awal pembangunan.
“Sebelumnya, KPBU dilakukan juga pada proyek pengembangan Bandara di Labuan Bajo. Bandaranya sudah kami bangun, baru setelah itu dikerjasamakan dengan skema KPBU untuk pengembangannya. Tetapi kalau Bandara Singkawang ini mulai dari nol, dan ini bisa dijadikan contoh daerah lain,” tutur Budi.
BACA JUGA: Ada Bandara di Singkawang, tak perlu dari Pontianak Lewat Jalur Darat 5 jam
Kota Singkawang merupakan kota terbesar kedua di Kalimantan Barat dan merupakan kota pariwisata, perdagangan dan jasa. Kota singkawang terletak strategis di pesisir utara Kalimantan Barat dan berbatasan dengan Kab. Sambas di sebelah utara, berbatasan dengan Kab. Bengkayang di sebelah Selatan dan Timur, serta perbatasan dengan Laut Cina selatan atau Laut Natuna di sebelah baratnya.
Jumlah wisatawan di Singkawang terus meningkat karena ada beberapa event nasional dan internasional yang secara rutin diselenggarakan di Kota Singkawang seperti Festival Cap Gomeh dan Naik Dango.
Event keagamaan masyarakat Tiong Hoa yang dikenal dengan sembahyang kubur atau cheng beng yang dilaksanakan etnis tiong hoa sebanyak dua kali setahun.
Dalam acara Market Sounding ini, hadir sebanyak 189 perusahaan baik dari dalam maupun luar negeri yang merupakan pelaku usaha yang sudah mempunyai pengalaman di bidang transportasi udara.
Pembangunan bandara ini rencananya akan dimulai pada tahun 2020 dan ditargetkan selesai pada tahun 2022 untuk pembangunan tahap pertama.
Rencananya bandara tersebut akan memiliki runway sepanjang 2.250x45 m, 2 Taxiways seluas 199,5 x 18 m. Selain itu juga akan mempunyai luas terminal 12.500 meter persegi dan cargo terminal sebesar 1.036 meter persegi.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy