Proyek Rel Ganda Jakarta-Surabaya Sudah 15 Persen

Selasa, 19 Juni 2012 – 01:21 WIB

JAKARTA - Pemerintah dan beberapa pihak terkait terus menggenjot pembangunan rel ganda (doble track) kereta api lintas utara yang ditargetkan beroperasi tahun 2014. Sampai dengan saat ini, pembangunan rel ganda yang membentang dari Jakarta ke Surabaya itu telah mencapai 15 persen.

Data per 1 Juni 2012 lalu, pembangunan double track kereta api lintas utara Jawa sudah mencapai 14,93 persen. Sekarang mungkin 15 persen. Pembangunan tersebut lebih cepat dari jadwal yang ditargetkan Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan yaitu sebesar 6,7 persen," ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawaan, Senin (19/6).

Dari Jakarta ke Surabaya sepanjang 727 kilometer, yang memiliki rel ganda selama ini hanya 390 kilometer yaitu di lintas Jakarta-Cirebon, Brebes- Tegal dan Tegal-Pekalongan. Sedangkan sisanya masih merupakan jalur tunggal antara lain Cirebon-Brebes, Pekalongan-Semarang, Semarang-Bojonegoro dan Bojonegoro-Surabaya. "Progres 15 persen ini cukup bagus dan harus dipertahankan," kata dia.

Dia memaparkan kebutuhan dana untuk sisa pembangunan jalur rel ganda tersebut adalah, untuk Cirebon-Brebes membutuhkan dana sebesar Rp 1,3 triliun, Pekalongan-Semarang sebesar Rp 2,1 triliun, Semarang-Bojonegoro sebesar Rp 4,6 triliun, dan Bojonegoro-Surabaya sebesar Rp 1,4 triliun. "Pengerjaan double track ini masih parsial, tergantung lahan yang sudah dibebaskan," lanjutnya.

Untuk pembangunan jalur ganda ini, menurut Tundjung, pada tahun 2012 Ditjen Perkeretaapian mendapatkan anggaran sebesar Rp 4,6 triliun dan pada 2013 anggaran untuk jalur ganda ini adalah Rp 5,2 triliun. Diharapkan dana tersebut mencukupi untuk menyelesaikan pembangunan rel ganda hingga 2013. "Dengan begitu rel ganda sudah dapat beroperasi pada "tahun 2014," tegasnya.

Disinggung mengenai apakah dengan pembangunan jalur ganda ini akan mematikan usaha bus di jalur Pantura, Tundjung menyangkal hal tersebut. Sebab menurutnya, segmentasi penumpang kereta api berbeda dengan penumpang bus sehingga tidak perlu khawatir jumlah penumpang bus akan menurun.

"Penumpang kereta api dan bus itu berbeda. Jangan ada anggapan ini bakal mematikan transportasi darat yang lain," ungkapnya.

Hal itu terkait dengan karakteristik angkutan bus dan kereta api yang berbeda. Kekhawatiran seperti itu juga tidak terbukti meski saat ini penerbangan di jalur-jalur padat seperti Jakarta-Surabaya sangat banyak.

"Kereta api itu terjadwal dan hanya berhenti di stasiun sesuai dengan rutenya sedangkan bus ada setiap saat dan penumpang bisa berhenti di mana saja yang dilewati oleh bus tersebut," tegasnya.

Pembangunan double track pada lintas utara Jawa yang diprioritaskan untuk angkutan barang ini dapat mengurangi kerusakan di jalan raya akibat penggunaan truk berat. Setiap tahun pemerintah mengeluarkan dana sekitar Rp 600 miliar untuk perbaikan jalan pantura Jawa.

"Kalau angkutan barang yang biasanya menggunakan truk dialihkan ke kereta api, dana perbaikan jalan itu bisa ditekan atau digunakan untuk hal lain," jelasnya. (wir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Siap Ambil Peran Perekonomian Dunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler