jpnn.com, JAKARTA - PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) bersama Prudence Foundation turut mendukung peluncuran dan implementasi Modul Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) Komprehensif.
Kegiatan itu bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia).
BACA JUGA: Bisnis Meningkat Pesat, Prudential Sharia Life Assurance Fokus Kembangkan Ekonomi Syariah
Peluncuran Modul SPAB Komprehensif ini merupakan salah satu implementasi dari Program Safe School, yang bertujuan untuk mendorong peningkatan kapasitas sekolah di Indonesia menjadi Sekolah Tangguh terhadap Bencana.
Hal itu sekaligus mempersiapkan satuan pendidikan termasuk pelajar dan guru dalam menghadapi berbagai ancaman bencana alam dan iklim, ancaman kegagalan teknologi, bahaya biologis dan kesehatan, konflik dan kekerasan, hingga isu sosial seperti perundungan, kekerasan seksual, hingga ketidaksetaraan gender.
BACA JUGA: Gaungkan Gaya Hidup Sehat, Prudential Menggandeng SuperM
Implementasi Modul SPAB Komprehensif ini menargetkan 144.435 pelajar di 176 SMA, SMK dan SLB, dan 107.275 pelajar SD dan SMP, termasuk 6.823 tenaga pendidik di dua provinsi di Indonesia, yakni DI Yogyakarta dan Bali selama 3 tahun.
Indrijati Rahayoe, Chief Human Resources & Community Investment Officer Prudential Syariah Indonesia menekankan komitmen Prudential dalam mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, termasuk anak muda dalam menggapai hidup yang lebih baik melalui aksi nyata.
BACA JUGA: Prudential Hadirkan Berbagai Inovasi untuk Penuhi Keluarga Indonesia Lebih Berdaya
Salah satunya melalui berbagai inisiatif Community Investment.
“Kami percaya bahwa anak-anak muda Indonesia yang tangguh perlu dimulai dari sekolah yang tangguh. Para pelajar dan guru perlu menjalani proses belajar mengajar dengan nyaman, aman, dan terlindungi, sekaligus mempersiapkan diri dari potensi bencana yang ada. Kami melihat implementasi Modul SPAB ini sebagai investasi jangka panjang yang strategis bagi kemajuan bangsa, karena turut mempersiapkan para pelajar dan guru dalam menghadapi berbagai ketidakpastian dengan lebih baik," ujar Indrijati.
Senada dengan Indri, Nicole Ngeow, Direktur Prudence Foundation menyebutkan pembangunan sumber daya manusia yang baik dan berdaya saing tinggi perlu didukung dengan lingkungan yang positif dan aman.
“Keselamatan dan keamanan adalah kunci untuk memastikan proses belajar mengajar berlangsung baik. Untuk itu, para pelajar dan guru perlu dibekali dengan cara-cara yang efektif untuk menanggulangi terjadinya bencana dan kekerasan pada anak yang dapat menghambat proses pengembangan diri mereka. Kami bangga dapat turut mendukung implementasi SPAB ini, dengan harapan semakin banyak pelajar dan guru Indonesia yang tangguh dan aman, bahkan dalam keadaan darurat sekalipun," imbuhnya.
Sementara, berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), kasus kekerasan anak melonjak cukup tinggi di 2022 hingga mencapai 4.683 aduan masuk sepanjang 2022.
Berbagai kekerasan tersebut tak hanya secara fisik, tapi juga psikis, seksual, penelantaran, perdagangan orang, hingga eksploitasi.
Data tersebut membuktikan bahwa keamanan anak di sekolah tidak cukup dengan memitigasi risiko bencana akibat ancaman alam saja, tetapi juga diperlukan perhatian khusus terhadap isu sehari-hari, seperti perundungan, kekerasan seksual, hingga ketidaksetaraan gender.
Tujuannya, agar lingkungan sekolah dapat menjamin anak-anak terbebas dari segala risiko yang ada dan bisa belajar dalam Satuan Pendidikan terhadap Aman Bencana.
Jamjam Muzaki, Tenaga Ahli Seknas SPAB Kemendikbudristek RI juga mengungkapkan untuk mendukung pemerintah dalam memaksimalkan aksi preventif bencana dan kekerasan pada anak di sekolah, modul ini akan didistribusikan ke seluruh Indonesia melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Selain itu, untuk menjangkau semua sekitar lima juta tenaga pendidik, modul ini akan diadaptasi dalam bentuk video pembelajaran yang akan dimuat pada platform Merdeka Mengajar yang dikembangkan pemerintah.
Menurut data Kemendikbudristek tahun 2019, tercatat sebanyak 52.902 sekolah berada di wilayah rawan gempa, 54.080 di wilayah rawan banjir, dan 15.597 berada di wilayah rawan longsor di Indonesia.
Sementara itu, berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2022, Provinsi DI Yogyakarta dan Bali memiliki indeks risiko bencana dengan tingkat sedang, yaitu DI Yogyakarta sebesar 119,56 dan Bali sebesar 123,98.
Tingginya risiko bencana di kedua wilayah tersebut mengakibatkan potensi dampak kerusakan bagi sekolah, tidak hanya terhadap infrastruktur bangunan dan akses, tetapi juga para pelaku pendidikan seperti pelajar dan guru, yang berpotensi meningkatkan kesenjangan kualitas dan daya saing sumber daya manusia.
Tidak hanya berperan dalam pencegahan bencana alam, pada 11-18 Maret 2023 lalu, Prudential Indonesia dan Prudence Foundation turut membantu para korban gempa bumi di Cianjur.
Bantuan diberi melalui program Prudential Regional Volunteering dengan membangun 10 unit hunian sementara berukuran 6x8 meter, 5 unit barak sementara berukuran 6x15 meter, serta 10 unit MCK (mandi, cuci, kakus) untuk masyarakat kurang mampu di kawasan Kampung Barukaso dan Kampung Barukaso Wetan, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat.
Kegiatan ini melibatkan PRUVolunteers dari perwakilan unit bisnis Prudential dari Indonesia, Hong Kong, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina, Kamboja, Laos, Taiwan, dan Thailand.
Sebelumnya, pada 26-27 November 2022, Prudential Indonesia juga telah menyalurkan bantuan berupa dana, pelayanan pengobatan gratis, serta peralatan darurat bencana seperti tenda dan lebih dari 5.000 unit alas tidur, untuk korban gempa Cianjur.
Selain melalui Prudential Regional Volunteering, Prudential Indonesia juga telah membantu pemulihan beberapa wilayah yang terdampak oleh bencana alam sejak 2009 dan telah membantu lebih dari 39.000 jiwa di bidang pendidikan, kesehatan dan keselamatan.
Kegiatan itu dilakukan bersama dengan para sukarelawan yang terdiri dari karyawan Prudential Indonesia yang disebut PRUVolunteers.
“Berbeda dengan modul implementasi SPAB yang dirilis pada tahun 2015, modul ini juga membahas penanggulangan ancaman dari sisi perlindungan secara lebih menyeluruh, termasuk dalam hal perundungan, kekerasan seksual, hingga ketidaksetaraan gender di sekolah. Melalui implementasi Modul Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) Komprehensif, kami sangat berharap Prudential Indonesia dapat melindungi masyarakat Indonesia sehingga dapat mendukung lebih banyak lagi keluarga Indonesia agar semakin #yakinmelangkah ke masa depan, untuk mewujudkan hidup yang lebih sehat dan lebih sejahtera sehingga bisa mendapatkan yang terbaik dalam kehidupan,” tutur Indri. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi