jpnn.com - MALANG – Siapa penggemar bola yang tidak tahu tim Persib Bandung? Juara ISL 2014 dan Juara Piala Presiden ini layaknya timnas Spanyol. Juara Piala Dunia 2010 dan juara Piala Eropa 2012, tapi rontok begitu saja di penyisihan grup Piala Dunia 2014. Setali tiga uang, Maung Bandung bahkan hanya jadi peringkat empat grup C di Sidoarjo Jenderal Sudirman Cup 2015, setelah dipecundangi PS TNI.
Begitu juga, Sriwijaya FC, yang notabene langganan juara ISL, rontok di fase grup A. Arema menganggap gagalnya SFC dan Persib sebagai tanda bahaya.
BACA JUGA: SAH! Inilah Tuan Rumah 8 Besar Piala Jenderal Sudirman
“Justru tidak lolosnya tim sebesar SFC dan Persib adalah tanda bahaya buat Arema. Sebesar apapun Arema, akan tumbang kalau kita tidak kerja keras dan waspada,” kata Pelatih Arema, Joko “Gethuk” Susilo kepada Malang Post (Grup JPNN.com), kemarin.
Usai memimpin latihan di Stadion Gajayana sore hari, Gethuk melihat Persib yang jadi juara Piala Presiden begitu tidak berdaya di penyisihan grup C Sidoarjo. Setelah ditinggal para pemain intinya seperti Vladimir Vujovic dan Zulham Zamrun, Persib murni mengandalkan Makan Konate seorang untuk mencari kemenangan.
BACA JUGA: Gara-gara Van Gaal, Wayne Rooney Mandul
Begitu juga, SFC yang jadi finalis Piala Presiden, tak bisa mengulangi prestasinya di JSC 2015. Jangankan mencicipi final, menjejakkan kaki di 8 besar saja tidak bisa. Karena itu, Gethuk menyebut bahwa Arema sejatinya berdiri di garis bahaya. Sedikit saja lengah atau tidak fokus, Arema akan terjerembab, sama seperti Persib dan SFC.
“Turnamen ini membuktikan, tim yang comot sana-sini, ambil pemain terbaik pun belum tentu lolos. Sepakbola bukanlah adu kualitas individu pemain. Tapi, seni mempersiapkan tim sebaik mungkin agar tampil maksimal dalam sebuah kompetisi,” sambung mantan pemain Persija Jakarta tersebut.
BACA JUGA: Aseekkk... Inter Milan Datangkan Bintang Chelsea Januari Nanti
Gethuk menjelaskan, Arema menganggap tim yang lolos di 8 besar adalah tim dengan persiapan yang matang. Menurut pelatih asal Cepu ini, sepakbola bukanlah buat tim yang instan dan asal comot. Siapapun tim yang bisa mempersiapkan tim paling matang, tim itu juga yang punya kans lebih besar jadi juara.
“Keberuntungan bukanlah datang begitu saja. Kerja keras dan latihan akan jadi keberuntungan dan peluang di atas lapangan. Sepakbola bukanlah olahraga instan. Ambil pemain bagus-bagus, biasanya malah gagal. Seni team building. Harus ada proses dalam pembentukan,” sambung pelatih berlisensi B AFC ini.
Gethuk menambahkan, saat ini Arema masih jauh dari kata ideal. Sebab, team building masih belum berjalan maksimal. Kiko Insa dkk masih sedang menjaga chemistry dengan seluruh anggota skuad. Namun, Gethuk menyebut bahwa progress dan perkembangan tim dalam latihan, cukup menjanjikan.(fin/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dilepas Chelsea, De Bruyne Garang di City, Mourinho Nyesel Nggak Ya?
Redaktur : Tim Redaksi