jpnn.com - Partai Solidaritas Indonesia ( PSI ) mengecam keras persekusi terhadap jemaat gereja di Medan Labuhan, Medan, Sumatera Utara, Minggu (13/1). Aksi ratusan orang itu jelas merupakan bentuk intoleransi yang tidak boleh dibiarkan membudaya.
“Saya sangat mengecam adanya persekusi terhadap Jamaat GBI Philadelpia di Labuhan Medan. Tentu kita menginginkan semua dapat hidup rukun berdampingan dan menghargai ibadah saudara-saudara kita meski berbada agama dengan kita,” ujar Juru Bicara PSI Dara Nasution, Senin (14/1).
BACA JUGA: Elektabilitas Berkarya dan PSI Naik karena Faktor Ini
Dara menjelaskan, pada Ahad itu, ratusan orang yang mengaku warga Kompleks Griya Martubung, Kecamatan Medan Labuhan, mendatangi rumah yang diduga dialihfungsikan menjadi Gereja. Mereka membubarkan kegiatan ibadah minggu dan mengusir para jemaat.
Kapolsek Medan Labuhan Kompol Rosyid Hartanto pun mengakui bahwa belum ada izin untuk pendirian gereja. Meski demikian, tidak ada larangan bagi warga negara Indonesia untuk menjalankan ibadah.
BACA JUGA: PSI Sebut Prabowo Pembohong, PKS dan Gerindra Bungkam
“Saya paham, aksi protes warga tersebut diduga karena rumah ibadah itu belum memiliki izin, tapi kita harus ingat, bahwa negara ini melindungi hak warga negaranya untuk beribadah. Ini sudah dijamin di Konstitusi kita, UUD 1945 Pasal 29 Ayat (2). Tidak perlu ada pengggerudukan dan tidak perlu diteriaki!” ungkap Dara yang adalah caleg DPR RI daerah pemilihan Sumut III.
Sebagai partai yang memliki semangat antiintoleransi, PSI ingin mengingatkan kepada masyrakat bahwa kerukunan dalam keberagaman itu sangat penting untuk menjaga kesatuan Indonesia. Bagi Dara, perselisihan dalam keberagaman adalah hal biasa yang dapat diselesaikan dengan musyawarah.
BACA JUGA: PSI Puji Kerukunan Pemuka Agama di Cirebon
“Indonesia itu beragam, selama ini kita hidup rukun dalam lingkungan lintas etnis dan agama. Setiap perselisihan bisa diselesaikan dengan prinsip musyawarah dan mufakat seperti yang dituangkan dalam Pancasila,” menurut Dara.
Sebagai anak kelahiran Kota Pematangsiantar, Dara kecewa akan persitiwa ini. Karena bagi Dara semangat toleransi selama ini sudah menjadi budaya Sumatera Utara.
"Masyarakat Sumut selama ini dikenal toleran dan hidup berdampingan dengan rukun. Pematangsiantar, misalnya, jadi kota paling toleran beberapa tahun terakhir. Jangan sampai peristiwa ini merobek toleransi yang sudah kita jaga bertahun-tahun,” tutup Dara. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PSI dan Keraton Kanoman Sepakat Menjaga Keragaman Budaya
Redaktur & Reporter : Adil