Video sederhana yang menjelaskan tentang produk mainan anak-anak dan makanan berhasil menarik jutaan penonton di seluruh dunia dan menjadi sumber penghasilan menggiurkan bagi pengguna internet yang cedas.Namun demikian popularitas tayangan semacam ini telah memicu keprihatinan baru di kalangan sejumlah pakar mengenai potensi dampaknya pada anak-anak. Hingga kini siapa pelaku industri pembuatan video klip mengenai mainan anak-anak ini tidak diketahui secara pasti karena sejumlah pembuat video sejenis ini yang sukses saja tetap anonim. Data dari TubularLabs menunjukan video klip dari mainan berwarna warni semacam ini telah berhasil ditonton oleh hampir 15 juta orang hanya dalam waktu 18 bulan saja di saluran video Youtube. Penonton video klip semacam ini yang berasal Australia tercatat mencakup 2 persen dari total pasar global. Orang tua asal Sydney, Brett Kennedy mengatakan anak laki-laki mereka yang berusia 3 tahun, Finn, sangat suka menonton tayangan video klip semacam ini di Youtube. "Video klip mereka sangat sederhana dimana seseorang menjelaskan tentang produk mainan anak-anak yang mereka keluarkan dari kardusnya, dan mengatakan ‘begini cara memainkannya," tutur Kennedy. "Dan anak saya akan menonton dengan seksama video itu sambil memikirkan bagaimana merakit mainan yang sedang dijelaskan,” tambahnya. "Saya kira tayang ini sama saja seperti orang mendapatkan hadiah kejutan, ya seperti setiap hari adalah Hari Natal dan mereka mendapat hadiah dan membukanya,” "Konsepnya sangat sederhana, dan saya sempat terpikir ‘mengapa saya tidak membuat video klip serupa ya?”,” katanya. Salah satu pembuat video klip ulasan mainan anak-anak yang sukses asal AS adalah seorang wanita yang terkenal karena suaranya yang lembut dan cat kukunya yang berwarna warni. Tahun lalu situsnya menyebutkan kalau dia berhasil meraup penghasilan hampir $5 juta dollar AS atau sekitar AUS$6.8 juta hanya dari iklan yang dimainkan di akun Youtube miliknya. Namun pasar ulasan mainan anak-anak ini sangat sulit ditembus dan tidak ada formula khusus untuk sukses di industri ini. Susie Ellis seorang animator asal California mulai memproduksi video ulasan mainan semacam ini di Youtube sejak Maret lalu. "Saya kira ini adalah sesuatu yang bisa saya lakukan – hanya saja saya berusaha agar video saya jauh lebih menarik dan enak ditonton dengan menambahkan efek special dan animasi,”katanya. Ellis mengaku ini merupakan pekerjaan yang sangat kompetitif karena ada lebih banyak saluran untuk anak-anak di Youtube ketimbang di stasiun TV reguler. Menurut Ellis Ia sering sekali tidak tidur lantaran dia harus membuat video secara teratur dan tidak ada jaminan pendapatan juga. "Jika Anda bermaksud mendapatkan uang dari Youtube, Anda perlu menunggu setidaknya satu atau dua tahun dan membuat video secara teratur sebelum akhirnya Anda bisa mendapat penghasilan dari video klip buatan Anda tersebut atau menjadikannya sebagai sumber penghasilan,” katanya. Pasangan asal Adelaide Australia juga membuat video ulasan mainan anak-anak dan kini saluran Youtube milik mereka menduduki urutan ke-6 di dunia. Pertunjukannya yang diberi nama FluffyJetProductions ini mengulas mainan anak-anak seperti Play Doh yang dikelarkan dari kemasannya dan mengungkap ‘mainan kejutan’ dari dalam kardus pembungkus mainan itu. Saluran video Youtube mereka telah ditonton hampir 56 juta kali pada Juni 2015 lalu dan salah satu video klip paling populer milik mereka telah ditonton lebih dari 131 juta kali. Perusahaan statistik media sosial Social Blade memperkirakan situs FluffyjetProduction meraup keuntungan antara $196.000 dan $3.1 juta per tahun dari video klip mereka tersebut. Saat ini video ulasan mainan anak-anak memang sedang marak di internet. Psikolog Justin Coulson mengaku prihatin dengan dampak tayangan ini pada pertumbuhan pola pikir anak-anak. "Tayangan itu bukan iklan berdurasi 30 detik yang kita sering lihat di TV dan menyasar anak-anak. Tapi tayangan itu tak lain adalah iklan produk mainan anak berdurasi 10 hingga 15 menit,” katanya. Direktur Preschool Platinum di Sydney, Nichola McLean, juga mengaku khawatir tayangan ini dapat menumbuhkan perilaku konsumerisme pada anak-anak. "Kekhawatiran saya adalah jika anak-anak menonton tayangan ini berulang-ulang maka mereka akan terpapar pola perilaku konsumerisme. Kita tahu konsumerisme dapat menyebabkan ketagihan dan kita tidak melakukan apa-apa untuk mencegahnya,” katanya. Karena itu Dr Coulson mengatakan ia ingin ada peraturan ketat mengenai tayangan semacam ini. "Kita perlu melihat pihak legislator berbuat sesuatu untuk menghentikan aksi pemasaran yang benar-benar terang-terangan semacam ini yang sering tidak pantas dilakukan terhadap anak-anak kita," katanya.
BACA JUGA: Kongres Partai Buruh Sepakat Anggotanya Bebas Bersuara Sikapi Isu Pernikahan Sesama Jenis
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jumlah Orang Hilang di Australia Selatan Naik Dua Kali Lipat