Psikologis Pemeran Video Mesum Anak SMP Sulit Dipulihkan

Rabu, 30 Oktober 2013 – 12:10 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menilai psikologis pelajar SMP pemeran video mesum di sekolah di Jakarta, AE, yang menurut orangtuanya menjadi korban bullying teman-temannya sulit dipulihkan

"Sulit dipulihkan. Body integrity anak itu sudah rusak. Penghormatan terhadap tubuhnya sendiri sudah hancur. Kuat dugaan, saat ini dia sudah memandang kotor dirinya sendiri," kata Reza Indragiri Amriel menjawab JPNN, Rabu (30/10) di Jakarta.

BACA JUGA: KPK Diminta Tuntaskan Kasus SKK Migas Bagi-bagi THR

Alumnus Universtas Melbourne Australia, itu menilai ekspos terlalu dini pada seksualitas sebagaimana dilakukan para pelajar itu sulit untuk direkonstruksi. Karena sang anak yang melakukan tindakan itu sudah mengenal 'sensasi positif' yang justru ditimbulkan oleh perbuatan salah tersebut.

Meski psikologis sang anak tersebut sulit dipulihkan, Reza menyarankan orangtuanya tak menyerah dan bila perlu sang anak bisa tetap melanjutkan pendidikan, misalnya disekolahkan di pesantren. "Masukkan saja dia ke pesantren," kata Reza menyampaikan solusinya.

BACA JUGA: Jonas: Pindah Agama Itu Terserah Aku

Soal perbuatan itu dilakukan sang anak akibat ada paksaan atau tidak, Reza memandang dalam banyak kasus perkosaan, kasus memanng berawal dari pengaduan orangtua si perempuan. Orangtua biasanya mengklaim anak mereka menjadi korban.

"Mereka mengklaim anak mereka menjadi korban, padahal anak itu sendiri melakukan tindakan sedemikian rupa tanpa di bawah paksaan," kata Reza yang mengaku telah melihat langsung video tersebut.

BACA JUGA: Dalami Kasus Anas, KPK Periksa Istri Nazar

Nah, terlepas dari semua itu, tambahnya, sesuai dengan UU Perlindungan Anak, anak yang berhadapan dengan hukum semestinya tidak boleh diungkap identitasnya. Bila identitasnya diungkap dan masyarakat ikut menyebarkan videonya, Reza menganggap perbuatan setara dengan kekerasan.

"Saya khawatir tindakan kita (menyebar video) tersebut malah setara dengan kekerasan psikologis terhadap si anak/remaja. Dan kekerasan semacam itu bisa dikenai sanksi. Jadi berhati-hatilah, jangan sampai isunya menjadi bergeser," pungkasnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kompolnas: Kasus Foto Tanpa Busana Brigadir RS Ranah Privasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler