Sekitar pukul 15.00 WIB kemarin para pemain satu per satu datang ke mess Kebun Bunga. Namun mereka tidak mengganti pakaian training seperti biasanya. Melainkan memilih menunggu. Sampai akhirnya tim pelatih yang tersisa dua orang yakni Asisten Edy Syahputra dan Sugiar datang.
Instruksi untuk ganti pakaian agar latihan bisa dilakukan sempat muncul. Namun pemain menolak. Asisten pelatih PSMS LPIS, Edy Syahputra mengatakan dirinya tidak bisa memaksakan pemain untuk menggelar latihan.
Dengan kondisi serba tidak jelas baik soal jadwal kompetisi maupun kontrak, dirinya pun tak bisa berbuat banyak. Karena itu pula, Edy tak berdaya meluluskan permintaan pemain.
"Mereka minta untuk tidak latihan dulu sampai titik terang soal kontrak ada. Saya hanya berpesan kepada mereka kalau saat tak latihan bersama, sebagai pemain profesional tetaplah jaga kondisi. Pemain enggak salah, tapi saya juga nggak bisa salahkan pengurus. Ini kan buntut dari ketidakjelasan managers meeting dari PSSI atau PT LPIS. Bingunglah," bebernya.
Pada pertemuan dua pekan sebelumnya antara pengurus dan pemain meminta pemain untuk bersabar. Untuk sementara menahan mereka diberikan uang transport dengan kisaran Rp2 sampai 3 juta. Namun itu tak cukup menghilangkan keresahan pemain. Sejumlah pemain seperti Ahmad Junaedi dan Anton Irawan lebih memilih hengkang.
"Genap sudah dua minggu, sejak kami diundang pengurus untuk membicarakan kepastian kontrak. Hari ini (kemarin) pemain mempertanyakan janji pengurus lewat saya. Saya sendiri sudah kontak Wakil Manajer Tim, Julius Raja dan Ketua Umum Benny Sihotang tapi belum ada titik terang," katanya.
Kemarin Ketua Umum Benny Sihotang juga dijadwalkan datang. Namun sosoknya tak tampak hadir. Edy yang akhirnya menjadi penghubung komunikasi pelatih dengan pemain. Lalu apa selanjutnya?
"Nah, pak ketum bilang ke saya kalau dia akan mempertemukan kami dulu dengan wali kota Medan. Tapi enggak tahu kapan dan apa agendanya. Beliau bilang sehabis pemilukada 7 Maret. Saya sudah sampaikan ini pada pemain, pada prinsipnya mereka mau tapi mereka agak sungkan kalau toh pertemuan itu enggak ada juga solusi yang dihasilkan. Kalau hanya sekadar perkenalan, ya buat apa juga," terang Edy.
Edy mengharapkan PSSI dan PT LPIS bisa peka dengan situasi yang melanda klub-klub, termasuk PSMS Medan. "Harapan saya jangan mundur. Kalau bisa jadwal kompetisi tidak secara lisan tapi tulisan biar bisa jadi pegangan," ucapnya.
Begitupun ia berharap agar pengurus bisa melakukan tindakan untuk mengatasi situasi rumit tersebut. "Kan ada 109 pengurus, tapi yang kerja atau yang mau tahu hanya segelintir saja. Harapan saya bisa bertindaklah. Soalnya, saya juga sudah buat program, kalau begini situasinya, sangat mengganggu kesiapan tim," harap Edy.
Perwakilan pemain, Donny Fernando Siregar mengatakan selama ini pihaknya telah coba bersabar. Tapi mereka tetap mereka butuh kejelasan.
"Kami sudah berkomitmen hingga sejauh ini. Kalau untuk menjumpai wali kota enggak ada masalah bang, tapi kalau enggak ada solusi buat apa. Bagi kami pemain, yang terpenting adalah kejelasan nasib kami soal kontrak," pungkasnya. (don)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kans untuk Los Merengues
Redaktur : Tim Redaksi