Terbaru, PSSI mengancam kepada PB PON akan menarik semua perangkat pertandingan sepak bola di PON. Penyebabnya, ada beberapa tim yang menurut versi organisasi pimpinan Djohar Arifin tersebut tak mendapatkan rekomendasi dari pengurus provinsi (Pengprov) PSSI masing-masing.
"Kami minta kepada PB PON hanya mempertandingkan tim yang mendapatkan rekomendasi dari Pengprov yang sah," kata Pelaksana tugas (Plt) Sekjen PSSI Hadiyandra saat ditemui di kantornya, Kamis (6/9).
Dia menegaskan bahwa pihaknya sampai saat ini, masih menilai tim Jawa TImur (Jatim), Kalimantan TImur (Kaltim), Sulawesi Tenggara (Sultra), dan Jambi tidak sah bertanding di PON. Alasannya, tak ada rekomendasi dari Pengprov.
Selain empat tim tersebut, juga da tim Jawa Barat (Jabar) yang sebelumnya dipermasalahkan oleh PSSI dengan alasan yang sama.
"Kami bersikap tegas karena aturan PON sendiri juga tidak profesional. Akreditasi pemain sudah turun dua bulan lalu, tapi masih ada tim yang dibatalkan tampil dan disuruh Playoff, " paparnya.
Meski ada ancaman itu, PB PON masih berusaha untuk menjalankan pertandingan sesuai jadwal. Nah, kondisi itu kembali disikapi oleh PSSI dengan melarang perangkat pertandingannya untuk memimpin pertandingan yang melibatkan empat tim, Jatim, Sultra, Jambi, dan Kaltim.
"Kami tidak mau bertanggung jawab dengan hasil dari pertandingan tim-tim itu. Terserah PB PON," tuturnya.
Masalah yang muncul di PON ini memang merupakan turunan dari masalah dualisme PSSI. Sebab, ajang PON yang seharusnya menjadi wilayah KONI dibuat kacau akibat kepentingan politik. Alhasil, aturan PB PON yang mengharuskan tiap tim mendapatkan rekomendasi dari Pengprov PSSI pun menjadi sumber masalah.
Pasalnya, ada beberapa Pengprov yang sebelumnya di caretaker oleh PSSI ternyata mengirimkan tim. Sementara, PSSI beralasan pengprov yang merekomendasikan tim sudah tak lagi diakui oleh PSSI karena bergabung dengan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Dimana, Pengprov-pengprov itu berpihak kepada PSSI La Nyalla Mattalitti.
Saat disinggung mengenai kondisi ini, Nyalla sangat geram dengan ulah PSSI Djohar. Sebab, PSSI dianggap telah melakukan Intervensi terlalu jauh. Harusnya, lanjut dia, KONI sebagai otoritas olahraga tertinggi di tanah air yang menentukan regulasi dan menetapkan tim mana saja yang berhak tampil.
"Tapi, masalah rekomendasi ini dijadikan alat untuk membuat cabang sepak bola PON menjadi rusak. Mereka intervensi menentukan tim yang bertanding, mereka juga mengancam sabotase pertandingan dengan menarik perangkat pertandingan," tandasnya. (aam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Oranje Ingin Kembali Disegani
Redaktur : Tim Redaksi