PSSI Gerah Disindir tak Bekerja

Senin, 15 Desember 2014 – 20:52 WIB
PSSI Gerah Disindir tak Bekerja. Foto JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Ketua Bidang Organisasi Persatuan Sepaknola Seluruh Indonesia, Hadiyandra, tersindir dengan tajuk workshop "Sudah Kerja Apa Saja PSSI?".

Ketua Taskforce Reformasi Asosiasi PSSI Provinsi ini membantah jika saat ini PSSI tidak melakukan apa-apa untuk sepak bola Indonesia.

BACA JUGA: Ini Hasil Drawing Babak 32 Besar Liga Europa

Berbicara dalam workshop, Hadiyandra mengaku sudah berbuat banyak untuk PSSI. Namun, kendalanya selama ini PSSI memang tidak terlalu terekspose oleh media maupun masyarakat.

"Saya sedikit tersindir dengan tema hari ini. Sebetulnya kami sudah melakukan banyak untuk kemajuan sepak bola. Bahkan saya sendiri sampai mengorbankan kuliah karena terlalu sibuk di PSSI," kata Hadiyandra seperti yang dilansir INDOPOS (Grup JPNN.com), di acara Workshop dan Diskusi PSSI dengan tema "Sudah Kerja Apa Saja PSSI?", di ruang Konferensi Pers Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin siang, 15 Desember 2014.

BACA JUGA: Lawan City Jadi Momentum Barca Tancap Gas

Selanjutnya, Hadiyandra pun menjabarkan secara detail Kinerja PSSI. Menurutnya, PSSI tak hanya sibuk mengurus kompetisi domestik, namun juga memperhatikan pembinaan usia dini, salah satunya dengan kembali digulirkannya Piala Soeratin yang sempat lama vakum.

Pada sesi kedua diskusi kali ini membahas tentang reformasi organisasi PSSI, menatap Kongres Biasa dan KLB 2015, dan isu PSSI mengenai badan publik atau bukan. Selain hadiyandra, wartawan olahraga senior Sumohadi Marsis, dan Sekretaris Jenderal PSSI Joko Driyono tampil sebagai nara sumber.

BACA JUGA: Arsenal Senang Hanya Jumpa Monaco

Sedangkan, Sumohadi Marsis angkat bicara terkait kinerja PSSI yang digunjingkan publik belakangan ini. Menurutnya, sejauh ini PSSI sudah melakukan tugasnya dengan baik, namun memang belum berhasil dengan sempurna. "Apakah PSSI di bawah Ketua Umum Djohar Arifin Husin telah melaksanakan semua tugas dan fungsinya dengan baik? Pasti sudah," jawab Sumohadi tegas.

"Tapi, dengan melihat hasil semua generasi timnas PSSI (U-19, U-23, dan Senior) kita masih harus sangat prihatin. Apalagi jika melihat kompetisi Liga Super dan Divisi Utama," lanjutnya. Sumohadi menambahkan, kendala PSSI saat ini hanya belum berkesempatan secara maksimal untuk menjalankan fungsinya dengan baik.

Masalah waktu, tatanan geografis Indonesia, serta antusiasme masyarakat yang begitu besar dinilainya sebagai tantangan yang paling rumit. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Sumohadi juga mengusulkan agar PSSI mesti rela membagi kekuasaannya menjadi empat bagian di seluruh Indonesia.

"PSSI terlalu kecil untuk mengurusi sepak bola nusantara. Rencananya akan dibuat empat Komda (Komisariat Daerah) di tiap wilayah, yang fungsinya membantu PSSI menggelar kejuaraan nasional amatir di zona masing-masing," papar wartawan yang telah puluhan tahun bergerak di bidang olahraga Indonesia tersebut.

Sementara itu, Joko Driyono, enggan berkomentar banyak soal rencana Pembentukan Tim Sembilan. Tim ini adalah sebuah tim khusus yang akan dibentuk oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk mengawasi kinerja PSSI. Latar belakang pembentukan tim tersebut adalah karena keresahan masyarakat atas dunia sepakbola di tanah air yang terus bermasalah.

"Saya tidak berada dalam kapasitas mengomentari hal itu," ujar Joko saat ditanya mengenai wacana pembentukan Tim Sembilan. "Saya belum bisa berandai-andai karena itu masih wacana media. Bagaimanapun, kami tetap terbuka atas segala inisiatif," imbuhnya.

PSSI berada dalam sorotan menyusul rentetan kegagalan yang diderita timnas di tahun 2014. Setelah Garuda Jaya pulang tanpa poin di perhelatan Piala Asia U-19, timnas senior juga gagal melewati fase grup Piala AFF. Joko lebih banyak bicara soal Piala Indonesia yang akan kembali digelar pada 2015.Piala Indonesia dijadwalkan berlangsung pada bulan Mei. Joko menyatakan, bahwa format untuk kompetisi tahun depan akan mengadaptasi Piala FA di Inggris.

"Kompetisinya sama seperti Piala FA, tapi ada sedikit modifikasi," tuturnya. Joko menambahkan, di fase knock-out, akan pakai sistem single match atau satu kali main dan home and away terjadi jika laga imbang. "Kemungkinan Piala Indonesia memakai home and away saat babak 16 besar.

Babak 32 besar masih pakai single match," imbuhnya. Piala Indonesia terakhir kali digelar pada 2010 dengan Sriwijaya FC keluar sebagai juara. Dua tahun berselang, ketika sepak bola Indonesia dilanda dualisme, kompetisi kembali diputar dan Persibo Bojonegoro menjadi kampiun. (cr-04)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lawan Dortmund, Juventus Usung Luka 1997


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler