PSSI Matangkan Rencana Wasit Asing

Jumat, 27 Januari 2012 – 07:51 WIB

JAKARTA--PSSI mulai serius menyiapkan masalah penggunaan wasit asing di kompetisi Indonesia Premier League (IPL). Induk olahraga tertinggi se-Indonesia itu berencana untuk memulai langkah tersebut pada Maret mendatang.

Deputi Sekjen PSSI bidang kompetisi Saleh mukadar menyatakan bahwa program yang telah lama direncanakan itu siap berjalan. Keputusan resmi akan ciluncurkan setelah rapat Exco PSSI yang dijadwalkan pada 2 Februari mendatang.

"Semuanya akan siap setelah dilakukan rapat Exco PSSI. Dari situ mekanisme penggunaannya akan diperjelas. Secepatnya akan kami pakai wasit asing, Maret atau di pertengahan kompetisi," katanya saat ditemui di kantor PSSI di Senayan, Jakarta, kemarin (26/1).

Mengenai jumlah wasit asing, PSSI ternyata tidak akan mendatangkan dalam jumlah yang besar. Saleh menyebut pengadil pertandingan yang bakal didatangkan hanya sekitar empat sampai lima orang, tergatung pembahasan kebutuhan nanti.

Alasan mendatangkan dalam jumlah yang minim karena para wasit itu hanya akan memimpin pertandingan dengan tensi tinggi. Dimana, pertandingan itu melibatkan dua klub yang selama ini memiliki sejarah pertandingan rawan gesekan atau ketidakpuasan penonton.

"Contohnya Persebaya lawan Arema. Wasit lokal biasanya akan sedikit terpengaruh dengan tensi tinggi ini, bahkan tak jarang jadi kambing hitam hasil akhir. Karena itu, dengan wasit asing kualitas pertandingan akan tetap terjaga," tandasnya.

Saat ini, wasit asli Indonesia yang memiliki lisensi FIFA dan bertugas di IPL hanya ada empat orangyang  terdiri dari dua wasit dan dua asisten wasit. Mereka adalah Faulur Rosy, Retu Slamet Wijaya (wasit ), Ngadiman Riswanda, dan Edo Wiradana (asisten wasit).

Saleh menjelaskan bahwa menggunakan wasit asing didasarkan pada keinginan karena beberapa klub dalam CEO meeting 2011 silam. Juga, karena masyarakat sepak bola Indonesia kurang percaya kepada kualitas wasit lokal yang dimiliki oleh Indonesia.

"Meski IPL saat ini minim protes. Kami tetap akan memanfaatkan wasit asing agar kompetisi bisa semakin sempurna. Wasit lokal juga tetap dipakai jadi kualitasnya juga meningkat,"  tuturnya.

Lantas, dari manakah wasit asing yang akan didatangkan? Lelaki berkacamata itu menyebut Eropa adalah prioritas utama. Alasannya, penonton lebih percaya jika wasit yang digunakan berasal dari Eropa yang memang secara kualitas sepak bolanya sduah diakui. Sedangkan, untuk wasit wilayah Asia, PSSI memilih hanya yang berasal dari Jepang atau Australia.

"Kami memaksimalkan penggunaan wasit asing agar kepercayaan masayarakat Indonesia terhadap sepak bola tanah air kembali," tandasnya.

Selain alasan kualitas, secara biaya Saleh menilai wasit asing lebih murah. Dia berani berasumsi demikian setelah melakukan pembicaraan dengan klub-klub Liga primer Indonesia (LPI) yang pada musim lalu sempat  menggunakan wasit asing.

Meski minim wasit berlisesi FIFA dan banyak menggunakan wasit lokal, Saleh mengaku sedikit puas dengan kondisi kompetisi IPL  yang memang minim kisruh. Menurutnya, hal itu berbeda dengan yang terjadi di Indonesia Super League (ISL) dimana beberapa kali terjadi kisruh besar bahkan sampai terjadi pemukulan-pemukulan di atas lapangan.

"Bukan berarti tidak ada, tapi IPL minim. berbeda dengan kompetisi sebelah yang cukup sering kisruh. Karena itu, untuk menyempurnakan masalah wasit ini, kami bakal gunakan wasit asing dan menerjunkan wasit senior untuk turun di kompetisi divisi utama dan dibawahnya," terangnya.

Sementara itu, Presdir PT LI Harbiansyah saat dikonfirmasi menyatakan bahwa masalah perwasitan yang menyebabkan kisruh di setiap pertandingan langsung akan dievaluasi oleh pihaknya.

"Jika memang terbukti kinerjanya buruk, mereka akan langsung di sanksi dilarang memimpin ISL dan diturunkan hanya boleh memimpin pertandingan di bawahnya," tuturnya.

Tapi, dia tidak mau menanggapi masalah langkah dari pihak PSSI yang mencoba mendatangkan wasit asing untuk meningkatkan kualitas kompetisi. Dia menegaskan bahwa halite adalah urusan PSSI dan bukan urusan dari PT LI.

"Masalah itu bukan urusan kami. Tapi, mengenai masalah adanya kebijakan perubahan untuk perwasitan di ISL, silahkan tanya kepada pak Djoko (Driyono)," tegasnya.

Sayang, saat Djoko yang menjabat sebagai CEO PT LI yang dikonfirmasi terpisah sangat sulit dihubungi.  Saat Jawa Pos berusaha menyakan kebijakan perwasitan dan banyakanya kekisruhan yang terjadi, ponselnya tak kunjung diangkat meski ada nada sambung. (aam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Djokovic-Murray Lengkapi Semifinal Ideal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler