jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PSSI M Iriawan memastikan akan menanggung biaya pengobatan Ramai Rumakiek yang mengalami cedera.
Sebelumnya, Ramai disanksi karena tak kunjung terbang ke Jakarta untuk berobat. Dia dicoret dari Timnas U-23 Indonesia oleh Shin Tae Yong.
BACA JUGA: FIFA, PSSI, dan Pemerintah Gelar Rapat Koordinasi Persiapan Piala Dunia U-20 2023
Setelah sanksi itu turun, PSSI kemudian menugaskan untuk kali kedua agar pemain potensial itu dibawa ke Jakarta.
"Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan memerintahkan Head of Medis PSSI sekaligus Timnas Indonesia Syarif Alwi membawa sang pemain dari Jayapura ke Jakarta untuk berobat hingga sembuh," demikian bunyi pernyataan di situs PSSI.
BACA JUGA: Ramai Rumakiek Mangkir dari Panggilan Timnas U-23, Shin Tae Yong Beri Sanksi Tegas
Pemain asal Papua itu menurut situs PSSI mengalami cedera otot dalam. Saat dirawat di Jayapura, dia tak kunjung sembuh.
Alhasil, dia diwajibkan berobat di Jakarta sampai pulih.
BACA JUGA: Proses TC Timnas Indonesia Lancar, Ketum PSSI Ucapkan Terima Kasih kepada Presiden & Menpora
"Cedera Rumakiek harus diobati segera mungkin. Dia pernah berobat, tetapi belum juga sembuh. Itu sebabnya saya minta dia berobat di Jakarta sampai sembuh. Tenaganya sangat dibutuhkan di Vietnam," kata Ketum PSSI M Iriawan yang akrab disapa Iwan Bule itu.
Artinya, dengan pernyataan tersebut, jika Ramai Rumakiek bisa sembuh sebelum tim terbang ke Vietnam untuk tampil di SEA Games 2021, maka dia besar kemungkinan bisa masuk kembali ke tim.
Keputusan dari Ketum PSSI nantinya bisa menganulir sanksi untuk Ramai Rumakiek.
Iriawan menambahkan, Ramai Rumakiek sesuai jadwal yang sudah ditentukan, bakal terbang ke Jakarta pada 25 Mei mendatang.
"Kami akan bekerja semaksimal mungkin untuk menyembuhkan Rumakiek. Dia aset tim nasional," tandasnya.
Saat ini timnas U-23 sedang menjalani training camp di Korsel. Mereka akan berada di sana sampai 30 April, kemudian terbang kembali ke Jakarta untuk transit sebelum bertolak ke Vietnam.(dkk/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Muhammad Amjad