JAKARTA - PSSI angkat bicara terkait pernyataan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) yang menyebut bahwa PSSI lepas tangan dan tidak memperhatikan LPIS. Justru, PSSI menunggu agar pihak LPIS bsia segera memenuhi panggilan PSSI untuk dimintai keterangan.
Sekjen PSSI Joko Driyono menyebut bahwa pihaknya sudah mengetahui jika ada masalah dengan gugatan dari perangkat pertandingan (PP) LPIS. Tapi, PSSI tidak bisa langsung melakukan langkah sepihak.
"Karena saya merasa pernah punya pengalaman mengelola itu, kita harus hati-hati. Kita konfirmasi kepada LPIS. Kita follow up sebagai kebenaran," ujarnya, Selasa (2/7).
Menurut Joko, PSSI tidak pernah lepas tangan dengan LPIS maupun dengan kompetisi yang ada di bawahnya. Bahkan, sebelumnya komite kompetisi PSSI juga sudah melakukan pemanggilan CEO LPIS Widjajanto beberapa kali.
Tapi, karena kesibukan dan lain hal, lanjut dia, Widjajanto sampai saat ini belum memenuhi panggilan tersebut. "Ini sebagai upaya untuk maintenance kompetisi. Kita tidak lepas tangan dan tidak mengitervensi," ucap lelaki asal Ngawi tersebut.
Sebelumnya, Ketua Komdis PSSI Hinca Panjaitan juga mengakui jika telah melakukan pemanggilan kepada Widja. Itu dilakukan karena dia telah memberikan laporan terkait pelanggaran di kompetisi Indonesia Premier League (IPL), tapi, dia ternyata tak kunjung datang dipanggil.
Bukan hanya sekali, Hinca menegaskan jika dirinya telah memanggil sebanyak empat kali. Tapi, panggilan itu ternyata tak kunjung dipenuhi oleh Widja.
Untuk itu, hari ini Komdis akan melakukan kali terakhir, dan mengancam akan memberi sanksi jika dia tidak datang. "Kami panggil sekali lagi, kalau tidak datang kami hukum," ucapnya.
Widja sendiri saat dikonfirmasi cukup sulit. Pesan melalui blackberry messenger yang dikrimkan pun tak kunjung dibalas meskipun sudah di read. Namun, dari pernyataan Abi Hasantoso, Head of Communication LPIS, disebut bahwa tidak pernah ada panggilan.
"Kami tidak tahu ada panggilan. Tolong panggilan itu ditujukan ke alamat kantor baru kami. Di-cc ke staf ke saya juga sehingga nanti bisa diketahui oleh yang lain. Sehingga Pak Widja bisa kami ingatkan," tuturnya. (aam)
Sekjen PSSI Joko Driyono menyebut bahwa pihaknya sudah mengetahui jika ada masalah dengan gugatan dari perangkat pertandingan (PP) LPIS. Tapi, PSSI tidak bisa langsung melakukan langkah sepihak.
"Karena saya merasa pernah punya pengalaman mengelola itu, kita harus hati-hati. Kita konfirmasi kepada LPIS. Kita follow up sebagai kebenaran," ujarnya, Selasa (2/7).
Menurut Joko, PSSI tidak pernah lepas tangan dengan LPIS maupun dengan kompetisi yang ada di bawahnya. Bahkan, sebelumnya komite kompetisi PSSI juga sudah melakukan pemanggilan CEO LPIS Widjajanto beberapa kali.
Tapi, karena kesibukan dan lain hal, lanjut dia, Widjajanto sampai saat ini belum memenuhi panggilan tersebut. "Ini sebagai upaya untuk maintenance kompetisi. Kita tidak lepas tangan dan tidak mengitervensi," ucap lelaki asal Ngawi tersebut.
Sebelumnya, Ketua Komdis PSSI Hinca Panjaitan juga mengakui jika telah melakukan pemanggilan kepada Widja. Itu dilakukan karena dia telah memberikan laporan terkait pelanggaran di kompetisi Indonesia Premier League (IPL), tapi, dia ternyata tak kunjung datang dipanggil.
Bukan hanya sekali, Hinca menegaskan jika dirinya telah memanggil sebanyak empat kali. Tapi, panggilan itu ternyata tak kunjung dipenuhi oleh Widja.
Untuk itu, hari ini Komdis akan melakukan kali terakhir, dan mengancam akan memberi sanksi jika dia tidak datang. "Kami panggil sekali lagi, kalau tidak datang kami hukum," ucapnya.
Widja sendiri saat dikonfirmasi cukup sulit. Pesan melalui blackberry messenger yang dikrimkan pun tak kunjung dibalas meskipun sudah di read. Namun, dari pernyataan Abi Hasantoso, Head of Communication LPIS, disebut bahwa tidak pernah ada panggilan.
"Kami tidak tahu ada panggilan. Tolong panggilan itu ditujukan ke alamat kantor baru kami. Di-cc ke staf ke saya juga sehingga nanti bisa diketahui oleh yang lain. Sehingga Pak Widja bisa kami ingatkan," tuturnya. (aam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PBSI Umumkan Skuat untuk SEA Games 2013
Redaktur : Tim Redaksi