jpnn.com, JAKARTA - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN), menggelar Investor Gathering terkait rencana Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) yang akan dilakukan pada Juni.
Presiden Direktur AMMAN, Alexander Ramlie mengatakan aksi korporasi ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mengembangkan bisnis yang berkelanjutan di era transisi energi, yang akan mendorong permintaan akan komoditas tembaga di masa mendatang.
BACA JUGA: Pengin Jadi Karyawan PT Pegadaian? Simak Informasi Penting Ini
“Pengembangan usaha AMMAN, mulai dari pembangunan smelter, penambahan kapasitas pabrik konsentrator, hingga pembangunan pembangkit listrik tenaga gas merupakan langkah besar yang akan membawa dampak positif bagi perseroan dan pemangku kepentingan (stakeholders), dan juga bagi masyarakat sekitar wilayah operasional,” ujar Alexander di Hotel Kempinski, Jakarta, pada Rabu (31/5).
Alexander menjelaskan untuk struktur penawaran umum saham sebanyak-banyaknya 7.287.520.000 saham baru yang merupakan Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp125,- setiap saham.
BACA JUGA: TCL Gelar Showcase Produk Teranyarnya di Bangkok
"Atau sebanyak-banyaknya sebesar 10% dari modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Saham Perdana yang dikeluarkan dari portepel Perseroan dan ditawarkan kepada masyarakat. Dengan rentang harga penawaran sebesar Rp1.650 hingga Rp1.775 setiap saham," jelasnya.
Adapun target dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham yang dihimpun dari masyarakat yaitu sebanyak-banyaknya sebesar Rp 12.935.348.000.000, yang sebagian besar akan digunakan untuk kegiatan pengembangan usaha.
BACA JUGA: BTN Siap Gelar Akad Massal 10 Ribu Unit KPR Dalam Satu Hari
Masa penawaran awal atau bookbuilding akan dilaksanakan mulai 31 Mei 2023 hingga 16 Juni 2023. Masa penawaran umum direncanakan pada 28 Juni–3 Juli 2023.
Rencananya, AMMAN akan tercatat di Papan Perdagangan Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) menggunakan kode saham AMMN. Untuk rencana aksi korporasi ini, perseroan telah menunjuk PT BNI Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Underwriters).(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada