PT KAI Sudah Siap Mendanai Angkutan Masal Cepat

Bulan Depan Mulai Groundbreaking Angkutan Masal

Jumat, 12 September 2014 – 09:45 WIB
PAKAI UDENG: Ignasius Jonan (kiri) setelah bertemu Wali Kota Tri Rismaharini di Balai Kota untuk membahas kelanjutan proyek prestisus Angkutan Masal Cepat Kamis (11/9). Foto: Juneka/Jawa Pos

jpnn.com - SURABAYA – Realisasi angkutan masal cepat (AMC) tinggal selangkah lagi. Kamis kemarin (11/9) Dirut PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan dan Wali Kota Tri Rismaharini sudah deal mewujudkan proyek prestisius guna memecah kemacetan di Kota Surabaya.

Untuk membangun proyek AMC berupa trem itu, PT KAI siap menggunakan dana sendiri. Maksudnya, tanpa ada dana dari APBN. Rencananya, jalur trem tersebut sepanjang 17 kilometer. Mulai Jalan Raya Darmo hingga kawasan Tanjung Perak.

BACA JUGA: Bank Mandiri Pastikan Nasabah Tak Rugi

’’Tidak ada dana dari pusat (APBN) yang akan dipakai dalam investasi pembangunan trem ini. Kami siap membangun sendiri saja,’’ ujar Jonan.

Namun, lanjut Jonan, pihaknya meminta Pemkot Surabaya untuk secepatnya mempersiapkan lahan yang akan dipakai sebagai jalur trem tersebut. ”Surabaya akan menyediakan tanah untuk relnya,’’ ungkap alumnus Unair Surabaya itu.

BACA JUGA: WIKA Garap Proyek Pyay Tower Residences US$ 125 Juta

Sayangnya, Jonan masih enggan menjelaskan detail kebutuhan anggaran untuk proyek AMC. Termasuk, target penyelesaian megaproyek tersebut. Yang jelas, dia memastikan dalam waktu dekat ada penandatanganan memorandum of understanding (MoU) pelaksanaan proyek itu.

’’Targetnya nanti sajalah. Yang penting ujug-ujug tremnya sudah jadi, Bu Wali potong pita, terus difoto. Nanti Anda kami undang,” kata pria yang pernah menempuh pendidikan di Amerika Serikat itu.

BACA JUGA: Penumpang AirAsia Juanda Tumbuh 10 Persen

Impian mewujudkan AMC sudah cukup lama. Salah satu yang menjadi kendala adalah pendanaan. Maklum, berdasar hitung-hitungan, proyek AMC membutuhkan total anggaran Rp 8,8 triliun. Angka tersebut lebih besar daripada kekuatan APBD Kota Surabaya yang sebesar Rp 7,7 triliun.

Pemerintah pusat melalui Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan juga sudah siap membantu. Pada 2015 mereka siap mengalokasikan dana awal Rp 127 miliar. Suntikan dana itu tentu masih jauh panggang dari api. Namun, kini PT KAI yang merupakan salah satu BUMN tersebut juga telah siap membantu pendanaan. Dengan begitu, publik Kota Surabaya tinggal menunggu AMC bisa benar-benar terwujud.

Sementara itu, Risma menuturkan, sejak awal dirinya yakin bahwa proyek trem akan didanai PT KAI. Karena itu, pihaknya akan membicarakan ulang dengan pemerintah pusat tentang rencana bantuan dana Rp 127 miliar tersebut. ”Yang dari Kementerian Perhubungan itu nanti bisa digunakan untuk monorel,” ujarnya.

Sistem transportasi AMC memang tidak hanya mengandalkan trem. Tapi, juga ada moda berbasis monorel yang dibangun dengan sistem elevated setinggi 6–8 meter. Monorel akan melayani koridor barat-timur yang melintas dari kawasan Lidah Kulon menuju Keputih.

Menurut Risma, dalam pertemuan bersama Dirut PT KAI itu, juga sudah dibahas soal perkiraan dana yang akan dikeluarkan untuk membangun trem. Dia menjelaskan, awalnya pemkot memperkirakan dana yang tersedot untuk membuat trem sebesar Rp 2,2 triliun. Dana besar itu dibutuhkan lantaran pemkot juga mengalokasikan anggaran untuk membangun depo tempat trem.

”Kalau dengan PT KAI, bisa pakai (depo) punya mereka. Kayak di Joyoboyo pakai PT KAI,” jelas mantan kepala badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu.

Alokasi dana yang dibutuhkan pun diperkirakan turun drastis. Risma memprediksi hanya Rp 600 miliar–Rp 800 miliar. Berdasar perhitungan PT KAI, dana yang diperlukan jauh lebih sedikit lagi. Hanya sekitar Rp 400 miliar.

Perbandingannya adalah pembangunan rel sepanjang 34 kilometer di Bandara Kualanamu, Medan. Total dana yang dihabiskan hampir Rp 1 triliun. Nah, dana sebesar itu banyak tersedot untuk pembebasan lahan. ”Kalau hitungan Pak Jonan, nggak sampai Rp 400 miliar,” tutur Risma.

Selain bicara pendanaan, rencana pengerjaan proyek sudah mulai dibahas. Risma membeberkan paling lambat sebulan lagi akan ada groundbreaking (peletakan batu pertama) megaproyek tersebut. Setelah itu, dalam waktu satu setengah tahun proyek diprediksi sudah jadi.

’’Kan juga harus menunggu kedatangan gerbong trem yang diimpor dari luar negeri. Trem itu nanti menggunakan tenaga baterai. Kecepatannya 30 kilometer/jam,” paparnya. (jun/c7/hud)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Raja Bisnis Transportasi Filipina Siap Caplok Cipaganti


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler