jpnn.com - MASALAH finansial selalu membayangi klub-klub peserta Indonesia Super League (ISL). Di 2015, masalah itu kembali muncul jelang kompetisi bergulir, dimana banyak klub masih berhutang gaji.
Menurut Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI), masalah ini kembali lagi ke pengelola kompetisi dan PSSI.
BACA JUGA: Ulah Fans Bikin Roma dan Napoli Banjir Hukuman
"Kalau masih ada toleransi, ya selamanya kejadian ini akan terus berulang," kata CEO APPI Valentino Simanjuntak.
Karena itu, setelah melihat sikap PT LI kepada Persik Kediri dan Persiwa Wamena, dia memberikan apresiasi. Pasalnya, dari dulu yang ditunggu-tunggu adalah keberanian untuk tidak terus menghamba dan takut kepada klub. "Sementara ini patut di apresiasi, berarti yang kita laporkan selama ini mereka perhatikan juga," ucapnya.
BACA JUGA: PT LI Tegaskan Pencoretan Persik dan Persiwa Bersifat Tetap
Kini, APPI berharap PT LI bisa segera membayarkan subsidi yang masih ditunggak oleh mereka kepada klub-klub. Itu dinilai lebih efektif lagi untuk melihat mana klub yang memang berniat membayar hutang gaji dan tidak.
"Selama ini alasan klub kan menunggu subsidi dari PT LI cair untuk membayar gaji. Kalau sudah dibayarkan, nanti pasti kelihatan mana klub yang bener dan tidak, jadi bisa dipilih lagi mana yang layak di ISL dan tidak," tuturnya.
BACA JUGA: Valencia Ikat Sang Pelatih Tiga Musim Lagi
Memang, ada enam klub yang masuk kriteria B atau masih bermasalah finansial. Poinnya ada dalam tunggakan gaji yang belum terbayar. Klub itu antara lain Persija Jakarta, Arema Cronus, PBR, PSM, Persebaya, dan Gresik United. (upi/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Schalke Resmi Pinjam Bek City
Redaktur : Tim Redaksi