PT PAM Mineral Berhasil Catatkan Kenaikan Laba Operasional

Rabu, 18 Agustus 2021 – 13:26 WIB
Bisnis nikel (Ilustrasi). Foto dok PT PAM Mineral

jpnn.com, JAKARTA - PT PAM Mineral Tbk (NICL) berhasil mencatatkan peningkatan kinerja operasional sepanjang 2020.

Berdasarkan laporan keuangan 2020 yang telah diaudit, NICL berhasil mencatatkan laba opersional sebesar Rp45,8 miliar atau lebih tinggi 36,6 persen dibandingkan dengan laporan keuangan in-house 2020, yakni sebesar Rp33,5 miliar.

BACA JUGA: Sindir Nikita Mirzani, Kiki The Potters: Bacotnya Besar Sekali, Mending Bayar Cicilan Bulan ini

Sedangkan laba bersih pada 2020 sebesar Rp32 miliar atau lebih tinggi 12,5 persen dibandingkan laporan keuangan in-house 2020, yang telah diterbitkan NICL pada laporan sebelumnya, yang hanya mencatatkan laba bersih sebesar Rp28,4 miliar.

"Peningkatan ini disebabkan adanya penurunan nilai beban pokok penjualan pada laporan in-house 2020 NICL yang tercatat sebesar Rp147,9 miliar, sedangkan berdasarkan laporan audit NICL, beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp116,6 miliar atau lebih rendah 21,2 persen," ujar Corporate Secretary NICL Suhartono.

BACA JUGA: Pupuk Kaltim Salurkan Ratusan Paket Buah Segar untuk Masyarakat Bontang

Hal ini juga menopang gross profit dan operating profit yang lebih besar dibandingkan yang tercatat pada buku inhouse.

Margin gross profit dan operating profit PAM Mineral masing-masing sebesar 50,3 persen dan 36,6 persen.

BACA JUGA: Sempat Terkendala, Pengiriman Logistik iDexpress Sudah Kembali Pulih

Selain itu, NICL juga mencatatkan nilai aset lancar yang lebih tinggi pada laporan buku audit.

Total nilai aset lancar NICL sebesar Rp124,1 miliar, lebih tinggi sebesar 11,9 persen dibandingkan dengan nilai asset lancar pada buku in-house 2020 yang hanya sebesar Rp110,8 miliar.

"Kondisi tersebut disebabkan karena posisi nilai uang muka dan dibayar dimuka yang mengalami kenaikan dari Rp1,9 miliar menjadi Rp23,0 miliar," jelas Suhartono.

Secara keseluruhan NICL mencatatkan nilai total assetnya sebesar Rp89,7 atau lebih tinggi 7,7% dari laporan keuangan Inhouse.

Di sisi lain, NICL mencatatkan nilai utang sebesar Rp.82,9 miliar atau lebih tinggi sebesar 11,7% dari yang tercatat di posisi laporan keuangan in house 2020.

Peningkatan ini terjadi karena adanya peningkatan posisi utang jangka pendek yaitu sebesar 12,3% dari Rp69,8 miliar menjadi Rp78,4 miliar.

“Perseroan berkeyakinan kinerja operasional pada 2021 akan lebih meningkat dibandingkan dengan 2020. Selain itu kinerja operasional diperkuat oleh semakin meningkatnya harga nikel pada 2021 dibandingkan dengan 2020,” kata Suhartono.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler