Tahun lalu pemerintah telah mencairkan dana Rp 1 triliun untuk pembangunan jalan tol sepanjang 90,10 kilometer itu. Dari total biaya jalan tol Rp 5,14 triliun, pemerintah memang memiliki kewajiban menyediakan dana konstruksi Rp 3 triliun. Sisanya ditanggung investor PT Solo Ngawi Jaya.
"Untuk jalan tol yang menjadi porsi pemerintah, pencairannya bergantung ketersediaan dana, tidak bisa langsung (dicairkan) seluruhnya. Tapi, tanggung jawab investor untuk mengerjakan seluruhnya," ujar Dirjen Bina Marga Kementerian PU Djoko Murjanto dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR di Jakarta Rabu (30/1).
Karena kelayakan proyek tersebut rendah, jalan tol yang menjadi bagian dari ruas Solo"Kertosono ini memang menggunakan pola kerja sama pemerintah dan swasta atau public private partnership. Pemerintah menyubsidi biaya pembebasan lahan dan konstruksi sebagian ruas, sedangkan swasta menanggung sisanya.
Dalam proyek tol Solo-Kertosono sepanjang 180 kilometer, pemerintah wajib membayar biaya konstruksi untuk 60 kilometer. Dua investor, yakni PT Solo Ngawi Jaya dan PT Ngawi Kertosono Jaya, wajib membangun 120 kilometer. Solo Ngawi Jaya dan Ngawi Kertosono Jaya memiliki masa konsesi 35 tahun. Tarif awal operasi Rp 650 per km untuk kategori kendaraan kecil.
Tol Solo-Kertosono merupakan ruas kedua terpanjang setelah ruas Cikampek-Palimanan. Biaya proyeknya mencapai Rp 8,96 triliun. Dua investor telah mendapat komitmen pembiayaan dari sindikasi perbankan yang dipimpin BNI pada akhir tahun lalu. Proyek ini rencananya mulai masuk tahap konstruksi pada kuartal kedua tahun ini.
Tahap konstruksi dilakukan setelah investor berhasil membebaskan lahan lebih dari 75 persen akhir tahun lalu. Ruas Solo-Ngawi rencananya akan mulai beroperasi pertengahan 2014. Tol Ngawi-Kertosono sepanjang 87,02 kilometer rencananya baru beroperasi 2015 karena pembebasan tanahnya saat ini baru 55 persen.
Sementara itu, ruas Cikampek-Palimanan mulai masuk tahap awal konstruksi pekan lalu. Saat ini investornya, PT Marga Lintas Sedaya, sedang melakukan clearing lahan atau meratakan jalan. Ruas tol sepanjang 116 kilometer ini merupakan salah satu yang pembangunannya minta dipercepat oleh Kementerian Pekerjaan Umum sehingga bisa selesai pada 2014. "Seluruh lahan yang dibutuhkan sudah bebas dan anggaran pembangunan juga tersedia sehingga tidak ada masalah lagi," ujar Menteri PU Djoko Kirmanto kemarin.
Pembangunan tol itu diperkirakan menelan dana Rp 12,6 triliun. PT Marga Lintas Sedaya sebagai pemegang konsesi pembangunan tol telah mendapatkan sindikasi perbankan Rp 7,1 triliun dari BCA, Bank DKI, Bank Panin, Bank Jabar Banten, dan ICBC. (bay/byu/c1/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanda-Tanda Batavia Pailit Tercium Sejak Lama
Redaktur : Tim Redaksi