jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta agar evaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai indikator.
Dia meminta seluruh kebutuhan dan kepentingan siswa dapat terakomodir.
BACA JUGA: PTM di Kediri Tetap Berjalan, Begini Alasan Wali Kota
“Sebagai orang tua, saya cukup senang anak-anak kita sudah bisa belajar dan berinteraksi bersama teman sebayanya di sekolah,” ujar Puan Maharani, Rabu (2/2/2022).
Menurutnya, selama dua tahun pandemi Covid-19, anak-anak merasa bosan akibat pembelajaran jarak jauh (PJJ).
BACA JUGA: Puan Maharani Puji Jasa Besar NU untuk Masyarakat Indonesia
Belum lagi, kata Puan, siswa mengalami cognitive learning loss dan terdampaknya aspek psikis karena sekolah online.
“Namun, kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia membuat khawatir orang tua murid terhadap kondisi anaknya karena sekolah telah menjadi klaster penyebaran Covid-19,” sebutnya.
BACA JUGA: Laskar Ganjar - Puan Bentuk 15 DPC di Provinsi Lampung
Puan pun berharap agar evaluasi PTM, khususnya di daerah-daerah yang sudah memberlakukan sekolah tatap muka 100 persen, memprioritaskan aspek kesehatan anak.
“Hasil evaluasi ini nantinya akan menjawab urgensi pelaksanaan PTM, terutama dalam kondisi peningkatan penyebaran Covid-19 di Indonesia,” tutur Puan.
Kendati demikian, kebutuhan anak dari sisi kognitif juga diminta menjadi indikator pertimbangan.
“Karena saya banyak menerima aduan dari guru-guru, bahwa dampak PJJ memang terasa sekali terhadap pendidikan anak. Apakah memungkinkan apabila pelaksanaan PTM menyesuaikan level PPKM daerah masing-masing,” ujar Puan.
Pemerintah diharapkan melibatkan banyak stakeholder dalam melakukan evaluasi PTM, sehingga bisa mencukupi berbagai kebutuhan dan kepentingan siswa.
“Termasuk dengan melibatkan perwakilan orang tua dan guru. Jadi selain epidemiolog, kita harus meminta masukan dari pihak-pihak yang setiap harinya berinteraksi dengan anak,” kata mantan Menko PMK itu.
Cucu Proklamator RI Bung Karno itu pun menyoroti peningkatan kasus Covid-19 yang kian meninggi setiap harinya. Puan meminta Pemerintah agar melakukan langkah-langkah darurat untuk menekan angka kasus Corona.
“Sudah harus dipikirkan bagaimana mengurangi penyebaran virus dengan membatasi mobilitas masyarakat. Kemudian pastikan fasilitas kesehatan dan obat-obatan tersedia di seluruh daerah,” ucapnya.
Puan pun mendukung pemerintah terus menggenjot pelaksanaan vaksinasi, baik yang primer maupun booster.
"Termasuk vaksinasi anak agar dipercepat sehingga seluruh anak di Indonesia dapat lebih terjaga dari bahaya Covid-19,” tambah Puan.
Akibat varian Omicron, terjadi peningkatan kasus aktif Covid-19 hingga 910 persen. Satgas Penanganan Covid-19 mengungkap, saat ini ada 81.349 kasus aktif yang ada di Indonesia.
Laporan per Senin (1/2/2022), terjadi penambahan 16.021 kasus Covid-19 dalam sehari. Kasus kematian juga ikut meningkat dengan penambahan 28 pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir.
Puan mengimbau masyarakat terus waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Semoga kita semua sehat selalu. Selalu gunakan masker dan telah divaksin. Dengan mengikuti protokol kesehatan, bersama kita menekan tingkat penyebaran Covid-19 di negeri ini,” imbau Puan. (jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia