Publik 'Hukum' Hasil Survei

Kamis, 12 Juli 2012 – 06:27 WIB

JAKARTA - Sampai sehari sebelum pemungutan suara, semua lembaga survei yang merilis hasil surveinya menjagokan incumbent Fauzi Bowo (Foke) sebagai pemenang. Bahkan, ada yang menyebut Foke akan menang dalam satu putaran.

Namun, perkembangan yang ditunjukkan perhitungan cepat (quick count) menunjukkan hasil yang bertolak belakang. Jokowi yang dalam berbagai hasil survei selama ini selalu menjadi runner-up justru unggul.

Peneliti senior dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi punya penjelasan. Perlu diketahui, LSI "Lembaga" tidak pernah ikut merilis hasil survei terkait dengan pilgub DKI Jakarta. "Asumsi survei itu untuk tingkat partisipasi 100 persen. Padahal, pada hari H tidak mungkin 100 persen yang disurvei itu datang ke TPS. Itu kalau saya membaca dari perspektif lembaga survei dan orang yang tahu survei," kata Burhan kemarin (11/7).

Dia mengilustrasikan, bisa jadi seorang responden yang saat diwawancarai lembaga survei menyatakan akan memilih Foke justru tidak hadir saat pencoblosan. "Kalau lembaga surveinya yang ngaco, mengapa sampai berjamaah," ujarnya, lantas tertawa.

Burhan mengatakan tidak tahu persis apa yang terjadi 10 hari terakhir ini sehingga duet Jokowi-Ahok berhasil melejit. Tapi, dia menduga kelompok pemilih yang masuk undecided voters memutuskan untuk ngeblog ke Jokowi. Ini terutama yang berasal dari kalangan kelas menengah yang merasa "jengkel" dengan gerakan atau kampanye pilgub satu putaran yang dikembangkan tim Foke.

"Strategi satu putaran itu justru menunjukkan adanya semacam arogansi. Pemilih, terutama kelas menengah, ingin memberikan hukuman atas arogansi Foke," kata Burhan.

Bahkan, kalangan pendukung penantang petahana lain non-Jokowi ikut ramai-ramai tergerak pindah ke Jokowi. "Sebab, Jokowi yang paling mungkin masuk putaran kedua," tegasnya.

Secara terpisah, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Laode Ida juga ikut berkomentar atas tidak sinkronnya hasil survei dengan realitas lapangan. Dia menyebut informasi awal mengenai tingkat elektabilitas para calon gubernur yang dirilis beberapa lembaga survei telah memperoleh "perlawanan" dari pemilih.

"Selama ini seolah-olah hasil survei seperti promosi untuk incumbent," kata senator dari Sulawesi Tenggara, itu. Selain itu, menurut Laode, kedewasaan dan kecerdasan masyarakat Jakarta dalam menentukan calon pemimpin ternyata sudah begitu matang. "Tak terpengaruh dengan isu-isu sempit, melainkan lebih progresif," pujinya. (pri/c2/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra Yakin Jokowi-Ahok Mampu Ciptakan New Jakarta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler