Gelombang pertama puing-puing pesawat Malaysia Airlines MH17 mulai tiba di Belanda untuk penyelidikan lebih lanjut. Puluhan keluarga korban diundang untuk menyaksikan puing-puing yang diangkut konvoi truk yang datang dari Ukraina tersebut.
Puing-puing yang diangkut delapan truk ini merupakan gelombang pertama, sementara dua konvoi truk lainnya masih dalam perjalanan dari lokasi dan diperkirakan tiba di Belanda pekan depan.
BACA JUGA: Sekolah Dasar di Kaki Gunung Merapi Terinspirasi Model Sekolah di Australia
Pihak berwenang Belanda telah menyiapkan hanggar yang cukup luas untuk menampung serpihan pesawat yang jatuh akibat ditembak di wilayah udara Ukraina Timur 17 Juli 2014.
Penyelidikan akan dilakukan di bawah koordinasi Dewan Keamanan Belanda (OVV) sementara proses hukum terus berjalan di bawah koordinasi pihak Kejaksaan Belanda.
BACA JUGA: Komite Olimpiade Internasional Pangkas Biaya Tuan Rumah Olimpiade
"Kami memperkirakan penyelidikan ini akan memakan waktu beberapa bulan," jelas Ketua OVV,Tjibbe Joustra.
Dikatakan, penyelidikan akan menghadapi kesulitan karena puing-puing ini telah terbakar dan sebagian lainnya hilang.
BACA JUGA: Pasien Dokter Umum di Australia Tak Akan Bayar Biaya Ekstra
Tim investigasi yang dipimpin Belanda sebelumnya telah mengidentifikasi 292 korban, namun masih ada enam korban yang belum teridentifikasi karena penyelidikan di lokasi dihentikan berkenaan dengan masuknya musim dingin.
Joustra mengatakan, puing-puing pesawat ini akan difoto, discan, dikategorisasikan, sebelum direkonstruksi kembali.
Pekan ini pemerintah Belanda menepis desakan sejumlah keluarga korban yang meminta PBB untuk mengambilalih penyelidikan. Menurut pihak Belanda, sebanyak 11 negara telah terlibat dalam penyelidikan selama ini.
Sebanyak 38 warga Australia menjadi korban, namun mayoritas korban merupakan warga Belanda.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perbaiki Keselamatan Bandara, Virgin Australia Kucurkan 625 Ribu Dolar