jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak pernah kehabisan akal menciptakan terobosan dan inovasi baru untuk melayani masyarakat Jateng. Terutama saat pandemi covid-19.
Terobosan teranyarnya adalah “Rembug Desa” yang melibatkan seluruh lurah/kades dalam penanganan pandemi. Khususnya dalam penanganan varian Delta yang mendapat tanggapan positif.
Sejumlah pihak menilai strategi Ganjar mengajak rembukan untuk memastikan penanganan di level paling bawah berjalan dengan baik ini layak diapresiasi.
Epidemolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Ari Udijono mengatakan Rembug Desa adalah cara Ganjar melibatkan masyarakat terlibat dalam pengendalian Covid-19.
BACA JUGA: Setelah Jogo Tonggo, Ini Inovasi Baru Lagi dari Pak Ganjar saat Pandemi
Cara itu dinilai bagus, karena masyarakatlah yang terdampak secara langsung dari pandemi.
"Ini bagus, saya baru dengar ini. Ada lurah/kades yang dilibatkan. Konsepnya kan memang harus melibatkan masyarakat umum. Pemerintah hanya fasilitator saja. Kalau masyarakat tidak terlibat, tentu penanganan tidak berjalan dengan baik," jelasnya.
BACA JUGA: Lihat Hadiah Istimewa dari Pak Ganjar untuk Mbah Parti dan Purmanto
Apalagi, lanjut dia, program Rembug Desa ini merupakan penguatan dari program berbasis masyarakat yang sebelumnya dibuat, Jogo Tonggo. Menurutnya, program Jogo Tonggo akan semakin bagus dengan penguatan Rembug Desa ini.
"Saya sepakat kalau program ini untk memperkuat Jogo Tonggo. Karena memang, langkah-langkah baik di masyarakat itu sudah berjalan sampai saat ini. Memang harus ada sosok tokoh yang jadi panutan, bahwa ini lho kita harus berjalan bersama-sama melawan pandemi. Sebab kalau tidak, kita tidak akan bisa," tegasnya.
Rembug Desa, menurut Ari, sangat penting sebagai sarana komunikasi dari bawah ke atas. Sebab menurutnya, desa adalah garda terdepan dalam penanganan pandemi.
"Di desa itu banyak persoalan, misalnya soal stigmatisasi negatif. Itu juga masih ada. Ada masyarakat yang belum berani ngomong kalau saya terpapar, saya harus diisolasi dan tetangga-tetangga membantu. Dengan gerakan ini, maka kader desa bisa digerakkan lagi, karena mereka punya peran sangat penting," jelasnya.
Selain memastikan masyarakat aman dan jika ada yang terpapar ditangani dengan baik, keterlibatan desa, lanjut Ari, sangat penting demi suksesnya edukasi dan sosialisasi pada masyarakat.
Ketika semuanya digerakkan, maka kesadaran masyarakat akan pentingnya protokol kesehatan bisa terwujud.
Apresiasi terhadap program Rembug Desa juga disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jateng, Djoko Handojo.
Dia sepakat dengan cara Ganjar mengajak lurah/kades terlibat aktif dalam penanganan pandemi.
"Setuju sekali. Kami siap mendukung penuh Pemprov Jateng dalam penanganan pandemi. Kami bangga dengan setiap usaha yang dilakukan pak Ganjar dalam penanganan pandemi," katanya.
Djoko menganalogikan strategi Ganjar ini dengan kisah perjuangan Jenderal Besar Soedirman.
Menurutnya, saat perang kemerdekaan dulu, Soedirman mengoptimalkan seluruh kekuatan, termasuk kurir hingga prajurit bawahan untuk memenangkan peperangan.
"Panglima Soedirman selalu berkomunikasi dengan pasukannya. Bahkan prajurit-prajurit biasa juga diajak komunikasi. Dan mereka bangga mendapat perintah langsung dari Panglima Soedirman. Demikian juga para Kades, bisa berdialog langsung dengan pimpinan tertinggi di wilayahnya itu sebuah kebanggaan. Mereka akan bekerja optimal, karena perintah-perintah yang diberikan akan dilaksanakan sesuai dengan situasi daerahnya masing-masing," tuturnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memiliki strategi anyar melawan gempuran Covid-19 di Jateng khususnya varian Delta.
Mendayagunakan entitas desa, Ganjar membuat terobosan baru bernama Rembug Desa.
Melalui program ini, Ganjar ingin menyaring informasi faktual yang ada di lapangan, termasuk mendengar keluhan atau kendala yang dihadapi desa dalam penanganan pandemi.
Sekaligus, Ganjar juga bisa memberikan arahan langsung dan menyerap contoh baik yang telah dilakukan beberapa desa agar ditiru daerah lainnya.
Mungkin rapat gubernur dengan kades-kades terkait pandemi ini kali pertama terjadi di Indonesia.
Rembug Desa ini dilatarbelakangi pemikiran, bahwa desa dengan masyarakat dan aparaturnya adalah garda depan perlawanan pandemi sesungguhnya.
Apalagi, perlawanan dari kota, sudah tidak mampu lagi membendung serangan virus Delta. Dengan begitu, Ganjar mencoba strategi baru dengan memaksimalkan perlawanan gerilya dari desa. Dari Desa Mengepung Corona.
Rembug Desa dilaksanakan setiap hari secara daring dan bergiliran tiap kabupaten/kota.
Program ini dimulai perdana hari ini, Senin (19/7). 224 Lurah/Kades se Banjarnegara mendapat kehormatan menjadi yang pertama diajak Ganjar rapat terkait penanganan corona di daerahnya masing-masing. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia