jpnn.com, JAKARTA - President Director Center for Banking Crisis (CBC) Deni Daruri mengatakan kemampuan moneter Khofifah Indar Parawansa cukup baik. Hal ini terlihat dari tidak adanya gejolak harga di Jawa Timur.
Alhasil, kata Deni, tingkat kepuasan warga Jawa Timur terhadap kinerja Gubernur Khofifah sangat tinggi, mencapai 82,8 persen.
BACA JUGA: Aktivis Jakarta: Ahmad Sahroni Layak Jadi Capres Muda Alternatif
Sebagai Gubernur Jatim sejak 2019, kata Deni, Khofifah sudah memperlihatkam kepiawaian sebagai sosok yang memahami moneter. Dia mampu menekan inflasi dan sangat terkendali.
“Hal ini tidak mudah karena dibandingkan dengan DKI Jakarta, Jawa Timur adalah bagaikan A 380 sedangkan DKI Jakarta dapat disamakan dengan Cesna, mengingat penduduk Jawa Timur adalah nomor dua terbesar di Indonesia, Jateng sinonim dengan A 300,” ujar Deni, Jakarta, Selasa (25/1).
BACA JUGA: Prabowo, Erick Thohir, Sandiaga Uno, dan Khofifah Perlu Membaca Ini
Inflasi pada 2019 sebesar 2,12 persen, lanjutnya, turun ketimbang inflasi pada 2018 sebesar 2,86 persen.
Setahun menjabat, inflasi tetap bisa diturunkan menjadi 1,44 persen. Capaian ini menjadi sejarah baru di tataran kepala daerah di Jawa Timur.
BACA JUGA: Usai Pertemuan Tertutup, Airlangga Mengaku Klop dengan Khofifah, Sinyal 2024
“Tidak berlebihan jika Khofifah sudah membuktikan diri memahami ilmu moneter,” ujar Deni.
Tahun lalu, inflasi di Jawa Timur makin terkendali. Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, mencatat pada Oktober 2021, Jawa Timur mengalami inflasi 0,18 persen setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi 0,11 persen.
Pada era pandemi COVID-19, indikator Kesehatan perekonomian dilihat dari besarnya produksi listrik.
“China yang katanya mau menjadi negara adi daya, produksi listriknya terseok-seok di era Covid-19, sementara itu Jawa Timur produksi listrik di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah terus menanjak tinggi," tuturnya.
Saat Khofifah menjadi gubernur Jatim pada 2019, lanjut Deni, produksi listrik meningkat menjadi 39,41 juta Mwh. Jauh di atas 2018 sebesar 37,86 Mwh. Sementara pada 2020, naik lagi menjadi 39,61 Mwh.
“Di era Khofifah, ubi jalar memiliki produktivitas yang sangat tinggi yaitu sebesar 278,7 kw/ha dan produksinya juga meningkat menjadi 283,6 ribu ton tahun 2020, dari sebelumnya 236,3 ribu ton tahun 2019," ungkapnya.
Masih kata Deni, indeks pembangunan manusia (IPM) selalu meningkat. Pada 2019 sebesar 71,5, di mana pada 2018 sebesar 70,77. Sedangkan 2020, IPM meningkat menjadi 71,71.
Peningkatan pertumbuhan IPM pada 2021, dipengaruhi membaiknya sejumlah indikator pembentuknya, baik indeks kesehatan, indeks Pendidikan maupun indeks pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan.
Tahun 2021, kata Deni, Indeks Pembangunan manusia Jawa Timur meningkat lagi menjadi 72,14. Faktor pendidikan akan menjadi investasi penting untuk meningkatkan daya saing daerah di masa yang akan datang.
Salah satu ukuran keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan yang dilakukan pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah adalah Indeks Pendidikan. Indeks pendidikan adalah komponen yang menyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Strategi Khofifah dalam meningkatkan IPM, kata Deni, adalah peningkatan alokasi belanja pemerintah daerah bidang pendidikan, pendapatan per kapita, angka partisipasi sekolah SMP, angka partisipasi sekolah SMA, dan rasio murid guru tingkat SD.
“TPT lulusan universitas pada Agustus 2021 sebesar 5,17 persen. Angka ini menunjukkan tren penurunan dibandingkan Februari 2021 dan Augustus 2020 yang masing-masing sebesar 5,59 persen dan 6,08 persen. Kurva Phillips menunjukkan hubungan antara inflasi dan pengangguran," paparnya.
Dalam jangka pendek, inflasi dan pengangguran berbanding terbalik; ketika satu kuantitas meningkat, yang lain berkurang. Dalam jangka panjang, tidak ada trade-off. Pengangguran akan hilang dengan sendirinya.
"Dengan prestasi Khofifah di atas maka kinerja Jawa Timur akan menjadi miniatur Indonesia akan lebih maju. Bisa jadi Ibu Khofifah Indar Parawangsa akan menjadi alternatif presiden yang paling mumpuni seperti halnya Angela Merkel,” pungkasnya.(fri/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Friederich