Pujian Ganjar untuk Pancawara, Anak Muda Mau Blusukan di Got & Kali demi Lingkungan

Minggu, 18 Juni 2023 – 01:01 WIB
Bakal capres untuk Pilpres 2024 Ganjar Pranowo menjadi pembicara dialog Mabar (Maju Bersama Ganjar) di Kebon Vintage Cars Bali Classic, Denpasar, Sabtu (17/6). Foto: Humas DPP PDIP

jpnn.com, DENPASAR - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo terkagum-kagum kepada empat pemuda yang tergabung dalam Pancawara Bali.

Kekaguman Ganjar disebabkan kiprah kelompok pemuda yang rela berkotor-kotor demi merawat lingkungan tersebut.

BACA JUGA: Pak Ganjar Orangnya Asyik, Mau Belajar dari Kreativitas Gen Z dan Milenial

Aktivitas Pancawara Bali kerap viral di media sosial. Kelompok itu juga dianggap menginspirasi masyarakat luas untuk mencintai lingkungan.

Bakal capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hanura, dan Perindo itu menyampaikan kekagumannya kepada Pancawara saat menghadiri diskusi Mabar (Maju Bersama Ganjar) di Kebon Vintage Cars Bali Classic, Denpasar, Sabtu (17/6).

BACA JUGA: Ganjar Resmikan Aplikasi Jeknyong, Inovasi Terbaru dalam Pengelolaan Sampah

Arti pancawara sebenarnya ialah sistem hari yang berjumlah lima dalam kalender Jawa Kuno. Namun, Pancawara Bali yang awalnya didirikan lima pemuda, kini beranggotakan empat orang karena salah satunya mengundurkan diri gara-gara masalah asmara.

Kini Pancawara Bali beranggotakan Ketut Jian Anandaputra, Putu Kompyang Swastika, Kadek Trisna Winanta, dan Komang Evan Febrian. Semuanya masih berusia di bawah 21 tahun.

BACA JUGA: Dua Kata dari Ganjar untuk Milenial & Gen Z: Kreatif dan Inovatif

Meski cuma empat orang, Pancawara tetap getol membersihkan sampah yang menumpuk dan bau di kali, got, dan tempat-tempat lain.

Menurut Febrian, kelompoknya hadir melalui berbagai platform media sosial. "Komunitas kami ada di Telegram sebanyak 85 orang dan ada di Instagram maupun WhatsApp juga ada grup-grup," ujar Febrian saat berdialog dengan Ganjar.

Keduanya tampak duduk di bean bag. Sejumlah mobil antik melatari panggung untuk dialog itu.

Lebih lanjut Febrian menceritakan pengalaman tak terlupakan tentang membersihkan sampah di sungai maupun got.

Menurut dia, Pancawara kerap menemui binatang liar. “Banyak ular-ular, binatang yang ada,” tuturnya.

Takjarang anggota Pancawira ketika masuk ke got maupun kali harus berhadapan dengan lintah pengisap darah.

“Paling sering lintah, maupun kaki seribu," ujar Febrian.

Ganjar yang mendengar pengakuan Febrian pun langsung mengernyitkan dahinya seolah tidak percaya.

Gubernur ke-15 Jateng itu lantas bertanya kepada Febrian apakah saat Pancawira membersihkan sampah di got dan kali juga mengenakan APD atau alat pelindung diri.

Waterproof (pakaian tahan air, red). Pakai sepatu, begitu?" tanya Ganjar kepada Febrian.

Menurut Febrian, semua anggota Pancawara selalu mengenakan sepatu saat masuk ke got maupun kali yang penuh sampah.

Namun, hal itu tetap membuat Ganjar terheran-heran, terlebih ada salah satu anggota Pancawara yang mengundurkan diri karena pacarnya malu memiliki kekasih memunguti sampah.

“Kok kalian mau? Jangan-jangan enggak punya pacar ya?” kata Ganjar ditimpali tawa ratusan anak-anak muda dari kalangan milenial dan Gen Z (kelahiran 1997-2012) yang hadir pada dialog itu.

Febrian pun langsung menimpali pertanyaan Ganjar.  “Di sini kami punya (pacar) semua," jawabnya.

Menurut Febrian, sampah merupakan masalah bagi semua pihak. Oleh karena itu, dia bersama keempat rekannya membentuk Pancawara untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya sadar terhadap kelestarian lingkungan.

“Saya sering lihat sampah yang di got-got, terutama yang di sungai, pantai, selokan," ujar Febrian.

Namun, Febrian juga mengaku heran ketika melihat ada anggota masyarakat yang masih sering membuang sampah sembarangan.

“Sampahnya berserakan di jalanan,” kata Febrian dalam diskusi yang dihadiri Puteri Indonesia Lingkungan 2020 Putu Ayu Saraswati itu.

Setelah mendengar cerita Febrian, Ganjar pun mengharapkan Pancawara Bali terus berkiprah dalam menjaga lingkungan dan menginspirasi pihak lain berbuat serupa.

Tokoh kelahiran 28 Oktober 1968 yang saat mahasiswa aktif sebagai pencinta alam itu juga mencontohkan tentang pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk penanganan sampah.

Ganjar menjelaskan di Banyumas, Jawa Tengah, warganya menggunakan aplikasi bernama Jek-Nyong yang merupakan akronim dari ojeke nyong (ojeknya saya).

Aplikasi ojek itu bisa digunakan oleh warga yang mau membuang sampah. Warga lain yang berminat atas sampah itu bisa mengambil atau membelinya.

“Ada yang dibeli, ditimbang,” tutur Ganjar.

Kader PDIP itu menambahkan ada investor yang menyuntik Jek-Nyong dengan dana Rp 80 miliar dalam rangka pengembangan aplikasi.

Ganjar pun mengharapkan para influencer bisa menggerakkan nwarganet untuk kian peduli pada lingkungan.

“Ayu (Putu Ayu Saraswati, red) ini bisa diajak untuk mendorong kawan-kawan untuk makin peduli pada kebersihan, mengolah sampah, dan seterusnya,” kata Ganjar.(jpnn.com)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bali Basis PDIP, Wayan Koster Ajak Bupati Kader Demokrat Memenangkan Ganjar Saja


Redaktur : Antoni
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler